Jakarta –
Kolesterol tinggi merupakan masalah kesehatan yang mengkhawatirkan banyak orang. Kondisi ini terjadi ketika kadar kolesterol tubuh meningkat dan penumpukan lemak di pembuluh darah.
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua kolesterol itu jahat. Kolesterol dibagi menjadi dua jenis: kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).
Medline Plus menyebut HDL (high-density lipoprotein) kolesterol “baik” karena mengangkut kolesterol dari seluruh tubuh kembali ke hati, tempat ia memproses dan menghancurkan kolesterol.
Sebaliknya, LDL (high-density lipoprotein) disebut kolesterol “jahat” karena kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan kolesterol menumpuk di arteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, menjaga kadar kolesterol normal adalah kunci kesehatan jangka panjang.
Kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala tertentu, namun bisa berbahaya karena jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Salah satunya adalah Xanthelasma palpebrarum (XP).
Menurut ahli jantung Sp JP, FIHA, FAsCC Dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, xanthelasma merupakan salah satu gejala yang paling terlihat pada penderita kolesterol tinggi.
“Ketika seseorang memiliki kolesterol tinggi, keluhan yang paling jelas adalah xanthelasma yang disebabkan oleh penimbunan lemak kronis,” kata dr Ario saat wawancara dengan detikcom dalam rangka Hari Jantung Sedunia pada Minggu, 29 Januari 2024, di Jakarta Timur. .
Menurut Klinik Cleveland, xanthelasma palpebrarum (XP) adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pertumbuhan kuning di sudut kelopak mata atau dekat hidung. Meski tidak berbahaya, xanthelasma merupakan tanda adanya timbunan kolesterol di bawah kulit yang menandakan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh.
Xanthelasma tidak akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan medis. Sebaliknya, ukurannya mungkin tetap sama atau bahkan bertambah seiring waktu. Berbeda dengan jerawat, xanthelasma tidak dapat dipetik atau diperas, dan penggunaan produk resep dapat merusak kulit.
Oleh karena itu, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Sebaliknya, dr Ario mengatakan jika kolesterol sangat tinggi, hal pertama yang harus dilakukan adalah tidak langsung minum obat, dan pengobatan pertama adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup secara disiplin selama 3 hingga 6 bulan.
“Jika Anda telah melakukan perubahan gaya hidup dan kolesterol Anda tidak kunjung turun, lakukan lebih banyak perubahan gaya hidup dan tambahkan obat-obatan sesuai resep dokter Anda,” kata Dr. Ario. Tonton “Video: Hasil Studi di Singapura tentang Sulfur Dioksida dalam Cuka Plum Emas” (Nadiwa El Hasani/suc)