Jakarta –
Pemegang Saham yang menghadiri Rapat Umum Tahunan (RUPST) PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) telah menyetujui pengangkatan Ivan Cahyadi sebagai Direktur Utama baru yang berlaku efektif mulai 1 Mei 2024. Ivan memulai karirnya di Sampoerna dari awal dan menjadi presiden 27 tahun kemudian.
Ivan memulai karirnya sebagai Management Trainee di Sampoerna setelah lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya) pada tahun 1996. Ivan mengenang, selama empat tahun pertamanya di Sampoerna, ia berkesempatan menerima penugasan di beberapa bidang. Mulai dari sumber daya manusia, teknologi informasi, penjualan, keuangan dan pemasaran.
Ivan mengatakan hal itu juga merupakan bagian dari proyek pembangunan sektor rantai pasok Sampoerna. Pada awalnya, dia tidak mengetahui latar belakang rotasi tersebut hingga dia menyadari bahwa perusahaan sedang melatihnya untuk menggunakan keahliannya sebaik mungkin.
Ivan mengakui bahwa kesempatan misi ini memanfaatkan pengalamannya selama empat tahun pertama karirnya dengan baik. Ia mengatakan, pengalaman mengikuti berbagai departemen dan proyek merupakan pengalaman berharga yang menunjukkan komitmen kuat Sampoerna dalam berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Kemudian saya menyadari bahwa perusahaan berinvestasi untuk memahami keseluruhan proses bisnis,” kata Ivan kepada media, Selasa (14 Mei 2024).
Pada tahun 2000, Ivan mengambil peran baru di Perusahaan Perdagangan dan Industri Panamas. Ivan telah bergabung dengan Sampoerna selama sembilan tahun dan telah menduduki beberapa posisi antara lain Chief Market Intelligence Manager, Head of Strategic Sales Development, General Manager Eastern Region, dan General Manager Sales Western Region.
Ivan pun bersyukur dengan berbagai penugasannya, ia bisa bekerja dari ujung paling barat Indonesia hingga ujung paling timur, dari Sabang hingga Merauke. Karir Ivan di Panama semakin maju dengan diangkatnya beliau sebagai Direktur Penjualan dan Distribusi Godfrey Philip Morris, anak perusahaan PMI di Malaysia.
Setahun kemudian, Ivan kembali ke Indonesia untuk menjabat sebagai Sales Project Director pada tahun 2010. Dia mengatakan dia bertanggung jawab untuk membuat dan melaksanakan peta jalan bisnis lima tahun. Pada akhirnya, rencana itu berhasil dengan sangat baik.
Komitmen Sampoerna terhadap pengembangan sumber daya manusia
Melihat kembali perjalanan kariernya selama hampir 27 tahun di Sampoerna, mulai dari posisi entry level hingga posisi teratas, Ivan mengakui ada alasan kuat untuk tetap bertahan dan menjalankan perusahaan yang kini telah berusia 111 tahun tersebut.
Menurutnya, Sampoerna sangat berkomitmen terhadap pengembangan sumber daya manusia. Sampoerna disebut-sebut memberikan kesempatan pengembangan diri bagi karyawannya melalui berbagai pelatihan.
“Sampoerna sangat berkomitmen dalam berinvestasi pada sumber daya manusia. Saya mungkin salah satu contohnya, tapi mungkin masih banyak lagi,” jelasnya.
Komitmen Sampoerna terhadap pengembangan sumber daya manusia sejalan dengan moto perusahaan, Agarda Paramita, atau Menuju Kesempurnaan, ujarnya.
Ia mengatakan, memperjuangkan kesempurnaan merupakan perjalanan panjang melalui kerja keras dan pengembangan diri untuk mencapai inovasi yang memberikan dampak positif tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga masyarakat luas.
Saat ini, Sampoerna memberikan bimbingan kepada lebih dari 22.000 mitra pertanian melalui pemasok tembakau mereka, sehingga memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Selain mitra petani, ia juga terus mengembangkan sumber daya manusia untuk 250.000 toko kelontong SRC yang didukung Sampoerna melalui Sampoerna Retail Community (SRC). Total penjualan SRC mencapai Rp 236 triliun atau setara 11,36% dari total penjualan. Total PDB ritel nasional pada tahun 2022.
Selain itu, Sampoerna telah memberikan pelatihan kewirausahaan kepada lebih dari 72.000 peserta, termasuk UMKM di seluruh Indonesia, melalui program Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
Ia menambahkan, komitmen kuat Sampoerna terhadap pengembangan sumber daya manusia tidak lepas dari filosofi tiga tangan yang memiliki tiga pilar: pengguna dewasa, karyawan, mitra bisnis, dan pemegang saham. Dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
“Yang menjadikan Sampoerna seperti sekarang ini adalah kami berkomitmen untuk bersama-sama memajukan Indonesia sehingga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas melalui pengembangan sumber daya manusia yang kami miliki,” kata Ivan.
Klik halaman berikutnya >>> (ncm/ega)