Jakarta –
Hans Kluge, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kawasan Eropa, menyuarakan kemungkinan epidemi ‘cacar monyet’ Mpox bisa berakhir seperti COVID-19. Menurutnya, kecil kemungkinan darurat global Mpox akan memicu pandemi seperti wabah SARS-CoV-2.
Masyarakat khawatir mengenai apakah keadaan darurat global akan memerlukan penerapan kembali penggunaan masker dan tindakan lockdown, terutama di negara-negara yang terkena dampak paling parah. WHO mengumumkan fakta terkait hal tersebut.
“Apakah kita akan melakukan karantina regional di kawasan WHO Eropa? Apakah ini lagi COVID-19? Jawabannya jelas tidak,” kata Kluge seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (21 Agustus 2024). .
Kluge mengatakan risiko terhadap masyarakat umum rendah. Mpox menular melalui kontak fisik yang dekat, termasuk hubungan seksual, namun berbeda dengan pandemi global sebelumnya yaitu COVID-19 yang dapat menular melalui udara.
“Jika ada kategori baru yang lebih menular atau mengubah jalur penularan, otoritas kesehatan harus waspada dan fleksibel, tetapi tidak ada rekomendasi agar masyarakat memakai masker,” kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic.
Karena Mpox masih didominasi varian ‘ringan’ atau clade 2b, Jesarevic tak perlu memperingatkan masyarakat. Penyakit ini umumnya tidak mengancam jiwa, namun menyebabkan lesi berisi nanah dan gejala ringan seperti flu.
Berbeda dengan varian clade 1b yang menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia, angka kematiannya relatif tinggi.
“Saat ini, sekitar 100 kasus baru dari garis keturunan Mpox clade 2 dilaporkan di Eropa,” tambah Kluge.
“Dua tahun lalu kami mengendalikan Mpox di Eropa berkat keterlibatan langsung kami dengan komunitas yang paling terkena dampak. Perubahan perilaku, langkah-langkah kesehatan masyarakat yang non-diskriminatif, dan vaksinasi Mpox berkontribusi dalam mengendalikan epidemi ini.” Tonton video “Kementerian Kesehatan Temukan 14 Kasus Mpox pada 2024” (naf/suc)