Jakarta –
Seorang petugas polisi membantu mobil Avanza dalam perjalanan pulang yang mogok karena tergagap atau terdorong dengan kaki kiri. Polisi menggunakan jenis skuter langka karena sudah tidak diproduksi lagi. Skuter yang mana?
Jika dilihat dari fitur lampu belakangnya yang menggunakan lampu rem dan indikator dengan konsep tersendiri, skutik ini adalah Suzuki Hayate. Hayat diproduksi pada tahun 2011 hingga 2014. Diluncurkan di Indonesia pada tahun 2011, skutik ini dirancang sebagai pengganti Suzuki Skywave.
Dari segi desain, Suzuki Hayate memiliki desain yang cukup modern pada masanya. Bentuknya runcing pada tengkorak dan juga lambungnya. Lampu depannya juga cukup sporty. Sayangnya ban pada skutik ini tidak kempes. Jadi punya punuk seperti Nmax atau PCX sehingga tidak bisa membawa galon atau barang besar lainnya.
Dari segi dapur pacu, Suzuki Hayate dibekali mesin 4 tak, SOHC, 124 cc, berpendingin udara yang mampu menghasilkan tenaga maksimal 9,4 HP pada 8.000 rpm dan torsi maksimal 9,8 Nm pada 6.000 rpm. Sepeda motor ini mempunyai kapasitas tangki bahan bakar 5 liter dan kapasitas bagasi 17,7 liter.
Untuk kaki-kaki, bagian depan menggunakan tipe teleskopik, dan bagian belakang menggunakan suspensi ganda. Sementara remnya memadukan cakram di depan dan tromol di belakang. Ban depan menggunakan ukuran 70/90-16M/C 36P dan ban belakang menggunakan ukuran 80/90-16M/C 43P.
Diberitakan sebelumnya, polisi lalu lintas mendorong rendah mobil minivan Toyota Avanza tersebut dengan bantuan kaki kiri yang menempel di bagian belakang mobil. Peristiwa ini terjadi pada Minggu (4/7/2024) di sepanjang jalan KM 108.
Saat itu, Aipda Jaenudin dan Bripka Aries Efendi sedang bertugas dan meminta kail, namun digunakan secara tidak sengaja. Keduanya kemudian berinisiatif mendorong mobil tersebut keluar dari pintu tol agar lalu lintas tidak terhambat.
Aipda Jaenudin dan Bripka Aries Efendi mendorong mobil sejauh 3 km di jalan yang landai. Hal ini mengakibatkan mereka harus istirahat sebanyak 8 kali sepanjang perjalanan.
Masih sakit (kakinya), kata Aipda Jaenudin saat dihubungi detikcom.
Sedangkan mobil yang mogok sedang dalam perjalanan kembali ke Surabaya. Ada 3 orang di dalam mobil, namun saat didorong, 1 orang berjalan terlebih dahulu untuk mengurangi beban.
(atap/atap)