Jakarta –
Mewabahnya penyakit cacar monyet (Mpox) membayangi balapan MotoGP Mandalika 2024 di Lombok tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Masalah lainnya adalah kenaikan harga sewa hotel.
Mandalika MotoGP akan digelar di Sirkuit Mandalika pada 27-29 September 2024. Bersamaan dengan acara tersebut, Mandalika Festival of Speed(MFoS) road to MotoGP akan digelar di Sirkuit Mandalika, mulai 30-1 Agustus. September 2024.
“Ini (Mpox) (berpotensi) menjadi kendala, tapi selama ini belum (terdampak) pariwisata di NTB. Saat ini wisatawan belum terlalu mempunyai posisi (dalam Mpox ini),” kata Presiden. Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) NTB, Sahlan M. Saleh, dikutip dari detikBali Senin (2/9).
Kasus Mpox jenis baru yang sangat mematikan diketahui masuk ke Thailand. Padahal, dari informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus Mpox di Indonesia ada 88 kasus.
Kasus Mpox terkonfirmasi pertama kali pada 20 Agustus 2023. Indonesia kembali melaporkan 73 kasus penyakit monyet pada tahun 2023. Sementara pada tahun 2024, terjadi 14 kasus Recard.
Di sisi lain, Sahlan menyebut penonton MotoGP Mandalika 2024 terus bertambah. Menurut Asindo NTB, tiket MotoGP terjual hingga 4.000 tiket. Rinciannya 10 persen wisatawan mancanegara dan 90 persen wisatawan lokal.
Ia mengatakan, “Potensi penonton dari Thailand masih cukup besar, khususnya 300-400 orang.
Pria yang juga menjabat Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB ini menilai, kini fokus permasalahan jelang MotoGP Mandalika 2024 bukan Mpox, melainkan mahalnya harga kamar hotel berbintang di sekitar Mandalika, Lombok Tengah, dan Mataram. .
Padahal, sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) NTB Nomor 9 Tahun 2022, operator hotel yang berada di dalam atau sekitar lokasi acara, hanya boleh menaikkan harga kamar hotel maksimal tiga kali lipat. Operator hotel di zona kedua bisa melipatgandakan harga kamar. Sedangkan untuk area ketiga, pihak hotel hanya diperbolehkan menaikkan tarif kamar sebanyak satu kali saja.
Tentu ini berdampak besar, mengurangi minat (penonton) yang ke Mandalika. Harga kamar di kawasan Mandalika, dan lainnya di Mataram juga naik, kata Sahlan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Jamaludin Malady mengatakan, tidak ada larangan wisatawan asal Thailand masuk ke NTB. Apalagi menjelang MotoGP Mandalika 2024.
Katanya, Kamis (29/8/2024) “Masih belum ada (larangan), kami masih belum ada surat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)”.
Menurut Jamal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB akan terus mengikuti instruksi pemerintah pusat terkait informasi terkini kasus Mpox.
“Kami di daerah mengikuti perintah Kemenparekraf, kami belum punya suratnya. Untuk antisipasi, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB tentang cacar monyet,” kata Jamal.
Mantan Kepala Disperkim NTB ini juga mengatakan, jumlah wisatawan Thailand yang berkunjung ke NTB tidak banyak. Pasalnya, tidak ada penerbangan langsung dari Lombok ke Thailand atau sebaliknya. Sebab, jumlah wisatawan asal Thailand tidak sebanyak wisatawan asal Malaysia atau Singapura.
“Wisatawan Thailand yang datang ke NTB sebenarnya ada, tapi tidak banyak. Wisatawan (selama ini) kebanyakan dari Malaysia, itu karena sehari ada tiga penerbangan langsung (dari Lombok-Malaysia), termasuk wisatawan Singapura, penerbangan dari. Lombok-Singapura dilaksanakan tiga kali seminggu,” ujarnya.
Jamal belum memastikan langkah mitigasi jika ia mengidap polio. Mudah-mudahan tidak masuk ke NTB,” kata Jamal.
***
Artikel ini sebelumnya pernah dimuat di detikBali. Untuk lebih jelasnya, klik di sini.
—–
Ayo belajar fotografi indah sambil menikmati keunikan budaya dan pemandangan indah Sumenep bersama detikTravel dan detikFoto di Exploring Lenses Sumenep. Menangkan jutaan rupee untuk 5 pemenang yang beruntung!
Saksikan video “Strategi Kementerian Kesehatan dalam menangani Mpox di Indonesia” (fem/fem)