Jakarta –
Gaikindo menilai mobil hybrid harusnya mendapat insentif. Kendaraan dengan mesin bensin dan motor listrik membantu mengurangi polusi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang terus mendorong mobil hybrid mendapat insentif yang sama dengan mobil listrik. Soal ukuran, Agus mengatakan tidak harus sebesar mobil listrik.
Lebih penting lagi, mobil yang memiliki mesin bensin dan motor listrik sebagai sumber tenaganya bisa mendapatkan bantuan. Alasannya agar produsen bisa terus hidup dan berkembang serta tidak meninggalkan Indonesia.
“Meski insentifnya tidak sebesar mobil listrik, tapi kami menginginkan insentif. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan insentif untuk mobil hybrid karena kita tidak ingin ada produsen mobil hybrid yang ada. Itu sama saja. Situasi di Indonesia berubah pada tahun 80an,” kata Agus baru-baru ini.
Menurut Agus, Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) I Jonki de Sujjarto juga mengakui mobil hybrid bisa mendapat insentif meski tidak sebesar mobil listrik. Menurut Jongkie, mobil hybrid memberikan kontribusi positif dalam mengurangi polusi karena emisinya sangat rendah.
Konsumsi bahan bakar mobil hybrid juga irit. Dengan cara ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Mobil hybrid memiliki penghematan bahan bakar yang signifikan, polusi yang lebih sedikit, karena mesin ICE jarang hidup, bisa langsung dihidupkan, kata Zhongqi, dilansir Antara.
Zongki memperkirakan kondisi infrastruktur di Indonesia saat ini juga mendukung mobil hybrid. Pasalnya, titik-titik SPBU lebih banyak terdapat sehingga memudahkan pelanggan dalam berkendara. Sementara infrastruktur kendaraan listrik masih belum sepenuhnya memadai.
“Kendaraan hybrid tidak memerlukan infrastruktur stasiun pengisian, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), biaya produksinya tidak semahal kendaraan listrik sehingga tersedia untuk masyarakat luas,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Erlanga Hartarto mengatakan pemerintah tidak akan mengubah atau menambah kebijakan insentif mobil. Sebab, dengan adanya insentif fiskal seperti mobil listrik atau electric vehicle (EV) saat ini, penjualan mobil termasuk hybrid masih bagus.
“Sebenarnya kebijakan angkutan jalan sudah keluar, jadi tidak ada perubahan atau penambahan lain pada kebijakan tersebut,” kata Airlangga pada awal Agustus 2024. Tonton video “Hibrida mengungguli mobil listrik meski tanpa subsidi” (Podi/Din)