Jakarta –

Ideologi bahwa mobil Eropa mahal dan suku cadangnya tidak murah sudah mengakar di sebagian masyarakat Indonesia. Namun hal ini tidak berlaku untuk Citroen.

Produsen mobil asal Perancis ini memastikan harga jual mobil dan suku cadang yang ditawarkan di Indonesia tetap bersahabat, tanpa mengurangi kemewahan, fungsi, dan kenyamanan.

“Kita sempat kesulitan kalau bawa merek Citroen, masyarakat punya image mobil Eropa mahal, suku cadangnya juga mahal. Jadi sekarang kita edukasi untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Pertama-tama kita sudah buktikan. Citroen bisa dijual dengan harga di bawah Rp 300 juta,” kata General Manager Citroen Indonesia, Direktur Tan Kim Piaw.

“Dan harganya di bawah 300 juta ISK, bukan berarti kualitasnya lemah atau murahan. Banyak yang sudah melihat, menguji dan merasakan bahwa mobil yang kami jual seharga 300 juta ISK itu mobil bagus, mobil standar Eropa. Jadi bagaimana masyarakat bisa memahaminya, harus ada edukasi,” tambah Tan Kim Piaw.

Poin kedua, lanjut Tan Kim Piau, selain edukasi, Citroen Indonesia harus membuktikan bahwa harga suku cadang Citroen bisa bersaing dengan pabrikan mobil lain di Indonesia.

Yang kedua, kami juga memberikan edukasi mengenai harga suku cadang untuk produk-produk Eropa. Pertama, kami buktikan kepada pelanggan bahwa dengan melakukan penggantian suku cadang, mereka mendapatkan harga suku cadang yang bersaing. Jadi kalau dibilang harga suku cadang lebih mahal, tapi yang lain, kami melakukan ini kepada pelanggan merek lain. Kami sudah membuktikannya dengan membuat sejumlah daftar yang bisa dibandingkan,” kata Tan.

“Jadi kuncinya adalah edukasi, lalu selain edukasi kita buka jaringan sebanyak-banyaknya agar pelanggan bisa melihat dan mendengar langsung. Lalu strategi kita yang lain sambil menunggu jaringan kita adalah dengan melakukan banyak promosi dimana-mana. agar masyarakat dapat mengetahui produk Citroen dengan lebih cepat, ujarnya.

Situs resmi Citroën mencatat produsen mobil asal Prancis itu bukanlah pemain baru di Indonesia. Meski belum diketahui secara pasti kapan mobil Citroën pertama kali hadir di Indonesia, namun pada tahun 1920-an daftar merek mobil terbitan Hindia Belanda (sekarang Indonesia) menyebut nama Citroën di antara ratusan merek mobil lainnya pada awal tahun 1960-an. Citroën yang terkenal mulai melewati jalanan kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya adalah Pallas andalan Citroën yang dikemas dengan teknologi terkini. Saat ini Citroën sebagian besar dimiliki oleh perorangan, diplomat, dan orang asing. Diantaranya adalah insinyur asal Perancis yang mengerjakan pembangunan Waduk Yatiluhur di Purwakarta, Jawa Barat pada tahun 1957 hingga 1967.

Selain pada zaman Hindia Belanda, perjalanan terpanjang merek mobil asal Prancis ini dimulai pada tahun 1968. Citroen resmi memulai kehadirannya di Indonesia sebagai perwakilan merek Citroen melalui PT Alun. Sambutan Citroën sangat bagus. Pada tahun 1975, PT Alun Citroën mendirikan pabrik perakitan mobil di kawasan Kakung Jakarta Timur. Tahun 1975 hingga 1985 – Citroën mendatangkan insinyur Perancis yang mengerjakan proyek pengembangan bandara Cengkareng (Soekarno-Hatta) di Perancis. Citroën dibeli oleh Peugeot dan digabungkan dengan PSA Peugeot Citroën. Berlanjut pada tahun 1994, Citroën resmi meninggalkan Indonesia dan meninggalkan pabriknya di Kakung. Pada tahun 2016, PSA Peugeot Citroën berganti nama menjadi PSA (PSA Group), atau Stellantis, atau secara resmi Peugeot SA (Peugeot Société Anonyme).

Terakhir pada tahun 2022, grup Citroën Indonesia akan kembali masuk ke pasar Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar yang memiliki pengalaman dan sumber daya, dengan jaringan dealer yang tersebar di seluruh Indonesia, Indomobil Group yakin dapat mengembangkan merek Citroën di Indonesia, menawarkan kemudahan mulai dari pembelian hingga layanan purna jual prima berbasis “CITIZEN”. Layanan Travel dari Citroën.” Saksikan video “Sit-in case: Massa Tabrak Mobil di Kebumen” (lth/mhg)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *