Jakarta –
Beberapa hari lalu, Dian Siswarini, Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, menghebohkan industri telekomunikasi dengan mengundurkan diri dari jabatannya karena alasan pribadi. Kini misteri pengunduran diri Dian terkuak.
Dian menjadi orang nomor satu di operator seluler yang warnanya mirip biru ini sejak tahun 2015. Selama ini, Dian telah menorehkan prestasi, seperti menjadi pionir operator seluler yang memperkenalkan car coverage fixed (FMC), pemberdayaan perempuan dan melalui Sisternet, dan XL Axiata terus berkontribusi terhadap perekonomian yang saat ini penuh tantangan.
Kini pemegang saham XL Axiata dan Smartfren sedang menjajaki merger kedua perusahaan yang akan diumumkan pada akhir tahun 2024. Namun, sebelum pengumuman tersebut disampaikan, publik dikejutkan dengan mundurnya Dian Siswarini.
Tentu saja pengunduran diri mendadak pimpinan XL Axiata karena alasan pribadi di tengah proses merger yang sedang berjalan masih menjadi misteri.
Dalam sumber informasi yang diperoleh detikINET, alasan Dian Siswarini mengundurkan diri karena tidak masuk dalam perhitungan dan didapuk sebagai calon CEO merger bahkan ditengarai tidak terlalu terlibat dalam pengambilan keputusan. penggabungan. rencana.
Padahal, dilihat dari kemampuan, kepemimpinan, kesuksesan, dan pengalaman panjangnya yang terbukti berhasil membantu XL tetap kompetitif di industri telekomunikasi, tidak ada keraguan bahwa sosoknya harus ikut serta dalam implementasi dan pengelolaan integrasi. proses sebagai bagian dari konsolidasi untuk mendukung terwujudnya industri telekomunikasi yang lebih sehat,” kata sumber tersebut kepada detikINET, Jumat (6/12/2024).
Absennya Dian Siswarini dalam rencana masa depan perusahaan menimbulkan pertanyaan bagaimana calon CEO Mergeco, seberapa kompeten dan berpengalaman di dunia telekomunikasi, tidak dianggap sebagai CEO XL Axiata saat ini?
Selain itu, merger juga harus meningkatkan daya saing di industri telekomunikasi Indonesia, tanya sumber tersebut.
“Termasuk tentunya kalau CEO-nya tetap profesional lokal atau malah harusnya didatangkan dari luar. Kalau dari luar kenapa? Bukankah cukup talenta lokal?,” ujarnya.
Sementara itu, induk perusahaan Axiata belum mengomentari pengunduran diri Dian Siswarini. Permohonan pengunduran diri Dian Siswarini akan diputuskan dalam RUPST sesuai dengan anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Terkait permasalahan tersebut, manajemen XL Axiata saat ini masih berencana untuk membuka keterbukaan informasi saat Dian mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Chairman Director dan CEO XL Axiata.
Terkait pengunduran diri Ibu Dian, seperti yang kami sampaikan sebelumnya melalui informasi publik, keputusan tersebut karena alasan pribadi, kata Reza Mirza – Group Head Corporate Communications XL Axiata.
Diberitakan sebelumnya, pemegang saham Smartfren dan XL Axiata yaitu PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data dan PT Bali Media Telekomunikasi (Sinar Mas) dan Axiata Group Berhad (Axiata) sepakat untuk memasuki tahap tas-th rencana integrasi. dua anak perusahaannya mulai pertengahan Mei 2024.
Kedua pemegang saham Smartfren dan XL Axiata menandatangani nota kesepahaman (MoU) tidak mengikat pada Rabu (15/5). Proses penjajakan diperkirakan akan terlihat hasilnya pada akhir tahun 2024. Saksikan video “Video: Nasib Karyawan XL Axiata Usai Merger dengan Smartfren” (Agt/Agt)