Jakarta –
Moke adalah minuman yang mirip dengan Aran di Bali dan Tuak di Toba. Moke adalah minuman beralkohol yang juga dikenal sebagai sopi.
Menurut Indonesia.go.id, istilah sopi berasal dari bahasa Belanda zoopje yang berarti alkohol cair. Keduanya merupakan minuman yang sama, namun moke menggunakan periuk tanah liat dan batang bambu, sedangkan sopi menggunakan tong dan pipa.
Meski merupakan minuman beralkohol, namun moke atau sopa sebenarnya tidak digunakan untuk minum, melainkan untuk kegiatan adat sehingga mempunyai makna simbolis.
Pada artikel kali ini kita akan membahas pengertian dan fungsi moke, jenis-jenisnya, serta proses pembuatannya
Minuman moke memiliki lima makna dan fungsi dalam kehidupan adat NTT. Berikut penjelasannya dalam Jurnal Penelitian Pendidikan dan Kebudayaan (JKPPK), Volume 1, 4 Oktober 2023, oleh Ieronimus Chrisantus So dkk, IKIP Muhammadiyah Maumere:1. Menghormati leluhur
Moke digunakan sebagai minuman pembuka upacara adat yang diawali dengan piong atau upacara pemberian makan leluhur. Jalan kaki ini menunjukkan bagaimana masyarakat setempat menghormati leluhurnya melalui tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Ungkapan terima kasih
Melalui Upacara Piong, masyarakat berhubungan dengan leluhurnya sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan dan kesehatan. Upacara ini biasanya dilakukan di mahe/nuba, adat orin dan paman uma, yang dikenal dengan sebutan gua uma kare tua.3. Selain upacara adat
Moke digunakan dalam berbagai upacara adat, baik untuk orang hidup maupun orang mati. Jadi bisa dikatakan ritual adat tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya moka 4. Simbol persaudaraan
Selain itu, moke juga merupakan simbol persaudaraan, karena dapat menjalin hubungan baik antar manusia jika dikonsumsi dengan baik. Hal ini tercermin dalam proses penyelesaian konflik secara adat, yaitu dalam upacara adat kula babong di meja makan. Ada juga kebiasaan masyarakat setempat meminum moka yang dikenal dengan sebutan geke gole.5. Warisan budaya
Terakhir, moke merupakan warisan budaya nenek moyang yang mewakili suatu sistem nilai, kepercayaan, adat istiadat, pola hidup, dan jejak budaya yang berlanjut dari masa lalu hingga saat ini.
Jenis moke dapat bervariasi berdasarkan proses dan kandungan alkohol. Jenis-jenis moke berikut ini berasal dari penelitian Francis Regis dari Unika Vidya yang berjudul Persepsi Masyarakat Menjual Minuman Beralkohol (Moke) Sebagai Alternatif Gaya Hidup untuk Meningkatkan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Vaesae, Kecamatan Aimere, Provinsi Ngada (2019). Mandira.1. Moke Putih
White Moke memiliki kandungan alkohol yang rendah yaitu 10% dan dapat langsung diminum. Proses produksinya lebih cepat karena moka putih hanya memerlukan satu kali penyulingan. Moke Putih kualitasnya rendah, sehingga harga jualnya lebih rendah2. Moke Hitam
Asap hitam biasa disebut arak atau BM (api yang membara). Berbeda dengan namanya, moke ini tidak berwarna hitam, melainkan memiliki warna putih kekuningan. Moke hitam ini merupakan moke putih yang diolah kemudian, dilakukan berkali-kali dan memakan waktu yang tidak sedikit. Kandungan alkohol pada moke hitam bisa sangat tinggi yaitu 30% dari proses pembuatan moke
Proses pembuatan moke diawali dengan mengambil air dari tandan bunga pohon enau. Pohon palem ini biasanya berumur 15 tahun. Agar air moke yang dihasilkan pada proses ini berkualitas dan bervolume besar, pemilihan bunga menjadi bagian yang penting.
Alat yang digunakan adalah pisau atau parang, tabung bambu diameter 15 cm dan panjang 1 meter, serta tali pengaman. Orang harus memanjat ke puncak pohon palem yang tinggi untuk mencapai air.
Tunas kurma dan palem dibuka dengan pisau atau parang. Proses pembukaan harus dilakukan dengan hati-hati. Setelah semua dahannya terbuka, turunkan daun bagian bawah dari lilin menggunakan tali yang diikatkan di tengahnya, lalu biarkan selama 3-4 hari.
Air moke dikumpulkan dengan cara memotong ujung tandan bunga. Setiap kali air mengalir, bunganya dipotong sekitar 0,5 cm. Air yang dikeringkan dialirkan menggunakan bambu dan ember.
Dahulu bambu harus dikapur atau diberi daun khusus agar air yang mengalir melalui bambu tidak bersifat asam. Proses pengambilan air dapat dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.
Bawang bombay cincang, daun kemangi dan beberapa lembar daun lainnya ditambahkan ke dalam air basah yang ditampung selama kurang lebih 1 hari. Moke siap untuk diminum.
Ini merujuk pada moke, minuman beralkohol tradisional khas NTT yang biasa digunakan dalam upacara adat. Simak Video “Mata Hitam Anggota Satpol PP Pukul Istri Hingga Tewas di NTT” (bai/baris)