Jakarta –
Meta telah mengkonfirmasi rencananya untuk memberi daya pada pusat datanya di AS dengan tenaga nuklir.
Perusahaan mengumumkan bahwa mereka menerima proposal dari pengembang tenaga nuklir untuk mengerjakan proyek tersebut, dengan tujuan menambah empat gigawatt tenaga nuklir mulai awal tahun 2030-an.
Permintaan proposal perusahaan menyatakan bahwa Meta sedang mencari mitra yang berpengalaman di bidang Small Modular Reactors (SMR) atau reaktor nuklir besar. Axios melaporkan bahwa perusahaan tidak mengetahui lokasi situs nuklir tersebut.
Perusahaan tersebut awalnya memiliki rencana untuk membangun pusat data bertenaga nuklir, menurut laporan di Financial Times awal tahun ini, namun rencana tersebut dibatalkan setelah spesies lebah langka ditemukan di dekat lokasi tersebut.
“Sebagai inovasi baru yang membawa kemajuan teknologi yang berdampak di banyak bidang dan mendukung pertumbuhan ekonomi, kami percaya bahwa tenaga nuklir dapat membantu menyediakan tenaga listrik yang kuat untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan jaringan listrik. menyediakan pusat data kami ( properti fisik) yang ada di platform Meta) dan komunitas sekitar,” tulis perusahaan itu dalam pernyataannya kepada Engadget, Kamis. (4/12/2024).
Meta bukan satu-satunya perusahaan teknologi besar yang mencari tenaga nuklir untuk membantu mencapai tujuan AI-nya. Google baru-baru ini mengumumkan perjanjian untuk membangun beberapa reaktor di Amerika Serikat, dengan tujuan menambah 500 megawatt tenaga nuklir ke SMR.
Microsoft juga mengatakan tahun ini bahwa mereka ingin memulai kembali tiga pembangkit listrik tenaga nuklir Mile Island di Pennsylvania untuk meningkatkan pengembangan AI. Simak video ini “Video: Meta Sumbang Rp 15 Miliar untuk Pelantikan Donald Trump” (jsn/fay)