Jakarta –
Tiket pesawat mahal sedang dipertimbangkan. Tentu saja harga tiket pesawat bisa ditekan, yuk kita lihat contoh permasalahan dan solusi mengatasinya.
Pesawat terbang menjadi moda transportasi pilihan wisatawan, terutama karena kecepatannya yang menghemat banyak waktu perjalanan.
Berdasarkan kajian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2023, pesawat terbang menempati peringkat moda transportasi pilihan wisatawan di Indonesia, mengungguli moda transportasi lain seperti kereta api dan bus.
Tingginya preferensi terhadap pesawat terbang ini menunjukkan pentingnya peran tiket pesawat yang terjangkau dalam mendukung sektor pariwisata.
Harga tiket pesawat memiliki dampak yang signifikan terhadap pariwisata, karena biaya perjalanan merupakan salah satu faktor utama yang dipertimbangkan wisatawan saat merencanakan liburan.
Jika harga tiket pesawat terlalu tinggi, destinasi wisata yang seharusnya menarik bisa menjadi kurang menarik. Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah wisatawan yang berdampak pada pendapatan industri pariwisata dan perekonomian masyarakat setempat.
Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya yang luar biasa, harus menjadi tujuan wisata yang terjangkau dan mudah diakses.
Namun Menteri Kelautan dan Perikanan Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, tiket pesawat di Indonesia terkadang menjadi yang termahal kedua di dunia. Situasi ini tidak hanya berdampak pada wisatawan mancanegara, namun juga merugikan pergerakan domestik warga negara kita sendiri.
Pada artikel kali ini, kami akan mencoba membahas solusi lain dan saran langkah strategis yang perlu dilakukan untuk menurunkan harga tiket pesawat di Indonesia, beserta contoh kasus di negara lain yang sudah pulih dari permasalahan serupa.1. Deregulasi industri penerbangan
Contoh kasus: Amerika Serikat
Deregulasi industri penerbangan di Amerika Serikat pada tahun 1978 berdampak positif terhadap penurunan harga tiket. Melalui kebijakan ini, pemerintah AS menghapus kontrol ketat terhadap tarif, rute, dan jadwal penerbangan, yang pada akhirnya mendorong persaingan sehat antar maskapai.
Indonesia dapat mempertimbangkan langkah serupa dengan menerapkan deregulasi tertentu untuk memungkinkan maskapai baru masuk dan bersaing secara sehat, sehingga dapat menurunkan harga tiket.2. Konten dan insentif untuk maskapai penerbangan
Contoh kasus: India
India telah mampu menurunkan harga tiket pesawat melalui berbagai subsidi dan insentif kepada maskapai penerbangan. Pemerintah India memberikan subsidi bahan bakar dan pengurangan pajak kepada maskapai penerbangan yang melayani rute-rute yang kurang menguntungkan.
Di Indonesia, pemerintah dapat menawarkan subsidi atau insentif pajak kepada maskapai penerbangan yang ingin membuka rute baru atau menambah frekuensi penerbangan pada rute tertentu.3. Pembangunan Infrastruktur dan Efisiensi Operasional
Contoh kasus: Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab telah banyak berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur bandara dan efisiensi operasional. Bandara UEA dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia, dengan layanan yang efisien dan biaya operasional yang rendah.
Indonesia perlu meningkatkan infrastruktur bandara dan efisiensi operasional untuk mengurangi biaya tambahan bagi penumpang. Peningkatan teknologi dan otomatisasi proses juga dapat menjadi langkah yang efektif.4. Peningkatan jumlah dan persaingan antar maskapai penerbangan
Contoh kasus: Uni Eropa
Di Uni Eropa, liberalisasi pasar penerbangan telah memungkinkan maskapai penerbangan berbiaya rendah berkembang pesat. Hal ini menciptakan persaingan yang sehat dan mendukung tarif.
Indonesia perlu mendorong lebih banyak maskapai penerbangan berbiaya rendah untuk memasuki pasar domestik, sehingga memberikan konsumen lebih banyak pilihan dan harga yang lebih rendah.5. Kerjasama dengan Departemen Pariwisata dan Peningkatan Permintaan
Contoh kasus: Thailand
Thailand berhasil menarik wisatawan melalui kerja sama yang erat antara pemerintah dan sektor pariwisata. Kampanye promosi yang efektif dan paket wisata yang terjangkau telah meningkatkan permintaan penerbangan ke dan dari Thailand.
Indonesia dapat mengadopsi strategi serupa dengan memperkuat kerja sama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, maskapai penerbangan, dan industri perhotelan untuk menawarkan paket wisata menarik yang meningkatkan volume pariwisata dan menurunkan harga tiket melalui skala ekonomi.
Menurut laporan International Air Transport Association (IATA), biaya operasional maskapai penerbangan Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara, hal ini disebabkan oleh harga bahan bakar penerbangan yang mahal dan pajak yang tinggi.
Mengurangi biaya-biaya ini akan berdampak langsung pada harga tiket. Selain itu, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya peningkatan permintaan perjalanan udara domestik yang signifikan, namun tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas kursi. Situasi ini akan mendorong harga tiket semakin tinggi.
Penurunan harga tiket pesawat di Indonesia memerlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif. Pemerintah, maskapai penerbangan, dan sektor pariwisata harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penurunan harga.
Dengan belajar dari pengalaman negara lain dan menerapkan praktik terbaik, Indonesia dapat menjadikan perjalanan udara lebih mudah diakses oleh semua orang, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
——
Artikel ditulis oleh Taufan Rahmadi, Pakar Strategi Pariwisata Nasional. Artikel tersebut merupakan kiriman pembaca detikcom dan tidak mencerminkan opini redaksi. Saksikan video “Kemenparekraf berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan bahas tiket pesawat mahal” (wsw/wsw)