Jakarta –
Perum Bulog berencana merger dengan perusahaan beras asal Kamboja. Menteri Pertanian Amran Sulaiman membuka diri mengenai rencana tersebut dan mengatakan bahwa langkah tersebut tetap sejalan dengan blok tersebut.
Di sisi lain, Amran ingin pemerintah fokus terlebih dahulu pada peningkatan produksi dalam negeri. Ia mengungkapkan, Indonesia bisa melakukan swasembada pangan beras sebanyak tiga kali pada tahun 2017, 2019, dan 2020.
“Iya ada koordinasi, nanti kita lihat. Kami akan fokus menyelesaikan bomnya terlebih dahulu, lalu memperluas dan memperkuat diri di dalam negeri. Sebelumnya kita mampu berdiri tiga kali pada 2017, 2019, dan 2020,” kata Amran, Selasa (11/6/2024) saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Amran enggan berkomentar lebih jauh saat ditanya soal rencana Bulog membeli perusahaan asal Kamboja tersebut. Dia tidak menjawab pertanyaan mengenai urgensi akuisisi perusahaan Kamboja dan perusahaan mana yang akan diakuisisi.
“Kemudian kita akan membahasnya secara detail, nanti kita akan membahasnya secara detail dan berkoordinasi,” kata Amran singkat menjawab semua pertanyaan.
Presiden Joko Widodo sendiri mendukung rencana Bulog membeli perusahaan Kamboja. Menurut dia, apa yang dilakukan Bulog bisa menjamin cadangan beras pemerintah.
Proses bisnis yang dilakukan Bologh akan memastikan cadangan beras China tetap aman, kata Jokowi di Hotel Fair, Jakarta Selatan, Senin (10/6/2024). .
Menurut dia, lebih baik Indonesia menginvestasikan uang BUMN langsung ke sumber beras dibandingkan terus mengimpor dan membeli beras Kamboja.
“Jadi lebih baik berinvestasi daripada membeli,” jelas Jokowi. (sesuatu/bunuh)