Jakarta –

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, produksi padi mengalami peningkatan dalam tiga bulan terakhir. Peningkatan tersebut diklaim setelah berbagai upaya dan program yang dilakukannya saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpilih kembali menjadi Menteri Pertanian.

Amran mengungkapkan, berdasarkan data Kerangka Wilayah Contoh (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada Agustus, September, dan Oktober mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya dan periode yang sama tahun lalu.

“Nah, perhatikan September 2024 produksinya berapa, 2,8 juta. 2023, 2,5, 2022 2,5 juga. detikcom, Senin (16/09/2024).

Dalam paparannya yang dipublikasikan BPS, produksi beras pada Agustus 2024 tercatat sebesar 2,84 juta ton. Lebih dari 2,04 juta ton pada bulan Juli.

Sedangkan angka tertinggi dalam empat tahun terakhir pada periode yang sama adalah 2,3 juta ton pada Agustus 2021, 2,38 juta ton pada Agustus 2022, dan hanya 2,19 juta ton pada 2023.

Kemudian pada September 2024 produksi beras diperkirakan mencapai 2,87 juta ton. Angka tersebut lebih tinggi dalam empat tahun terakhir sejak tahun 2021 pada periode yang sama.

Produksi pada bulan Oktober juga diperkirakan mencapai 2,5 juta ton. Angka tersebut diprediksi menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir untuk periode yang sama.

Amran mengatakan peningkatan tersebut berkat kembalinya Jokowi ke pemerintahan pada Oktober 2023. Ia mengaku segera mengubah banyak peraturan dan kebijakan di bidang pertanian Indonesia.

Salah satunya menggerakan anggaran Rp1,7 triliun untuk pemompaan, pemupukan, dan optimalisasi lahan.

“Anggaran Rp 1,7 triliun kita refocusing, anggarannya kita pindahkan, biasanya anggaran seminar, anggaran pembangunan yang tidak berpengaruh pada produksi, lalu biaya perjalanan dan sebagainya, kita alihkan untuk beli pompa. kebijakan, kebijakan pupuk, kebijakan peralatan, kebijakan permesinan Kami ubah semuanya ke area produksi, tutupnya.

Sebelumnya, Amran mengatakan jumlah luas tanam padi alias sawah akan berkurang pada periode Oktober 2023 hingga Februari 2024. Penurunannya mencapai 1,9 juta hektar (ha) atau 26,2% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 7,44 juta hektar. memiliki.

Keadaan ini berdampak pada produksi beras dalam negeri yang menurun. Berkurangnya produksi beras tentunya akan mempengaruhi pasokan dan harga beras di masyarakat.

Pengurangan luas tanam ini berdampak besar pada luas panen sehingga mempengaruhi produksi padi yang dihasilkan, kata Amran dalam agenda rapat kerja komisi IV dengan Kementerian Pertanian di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu. (13-03-2024).

Simak Videonya: Tinjauan Pompa di Lampung, Jokowi Ingin Petani Panen 3 Kali Setahun

(ya/ya)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *