Jakarta –
Kementerian Perindustrian berharap dapat mengembangkan pendidikan vokasi untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Sebab di era industri 4.0 ini diperlukan sumber daya manusia yang melek digital
Kemenperin sendiri saat ini memiliki 13 perguruan tinggi (perguruan tinggi teknik dan daerah) dan sembilan sekolah kejuruan (SMK). Mahasiswa dipersiapkan untuk bekerja sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
Dalam sambutannya pada Minggu (14/7/14), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasmita mengatakan: “Untuk mendukung proyek pembangunan dan investasi baru pada industri manufaktur nasional, Rumah – Karya Perseroan telah mengembangkan produktivitas, efisiensi dan daya saing. . Tenaga kerja juga mempertimbangkan ketersediaan.” 2024)
Lanjut Agus, sektor industri manufaktur saat ini membutuhkan banyak sumber daya manusia terampil di bidang digitalisasi untuk mendukung transisi cepat menuju Industri 4.0.
Menperin menyampaikan: “Kita harus siap beradaptasi dengan budaya baru yang dapat meningkatkan kecepatan kegiatan industri tanah air, seperti upaya pengurangan industrialisasi, energi terbarukan dan digitalisasi yang sesuai dengan Peta Indonesia 4.0. kata Menteri Perindustrian.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Masrukhan mengatakan, pihaknya juga mendorong unit pelatihan vokasi yang berada di bawah binaan BPSDMI untuk mendorong siswa berinovasi guna meningkatkan produktivitas dan persaingan guna mendukung energi. Perusahaan manufaktur nasional.
“Jumlah lulusan vokasi dan teknik kita saat ini berjumlah 6.000 per tahun, dan secara umum banyak dari mereka yang bekerja di industri setelah lulus,” jelas Masrokhan.
Pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi antara BPSDMI Kemenperin dengan berbagai instansi terkait untuk menciptakan keterhubungan dan kecocokan.
Beberapa waktu lalu, Tim Robot Politeknik ATI Makassar berhasil meraih juara pertama pada World Robotics Competition (WRCC) yang diselenggarakan pada 17-20 Januari 2024 di Multimedia University of Malaysia. DAN Tim Robot Politeknik Makassar diwakili oleh mahasiswa Teknik Mesin. Program Pelatihan Praktek, Muhammad Muflah Mubarak dan Muhammad Yusuf.
Tim Robot Politeknik ATI Makassar berkompetisi pada kategori Line Follower dan bersaing dengan tim robotika dari beberapa negara antara lain Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia, Brunei Darussalam, India dan Uni Emirat Arab.
“Kami menang karena mempunyai waktu tercepat untuk mencapai garis finis pada lintasan yang tersedia. Namun selisih waktu antara peserta kedua sangat kecil.” Politeknik, Muhammad Basri.
Basri juga memuji prestasi tim Robotika perwakilan Politeknik ATI Makassar pada Kompetisi Robotika Internasional di Malaysia. Menurutnya, hal ini tentu tidak mudah bagi tim Robotika Politeknik ATIM karena bersaing dengan tim negara lain yang tidak kalah. Namun persiapan mereka membuahkan hasil yang baik di tengah ramainya diskusi.
“Mudah-mudahan keberhasilan ini dapat memacu seluruh mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas dan bakatnya di bidang robotika dan bidang lainnya,” kata Basri. (Das/Das)