Jakarta –
Read More : 4 Kebiasaan yang Dikira Sehat Tapi Justru Bisa Berbahaya Bagi Tubuh
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini tren penyakit tuberkulosis (TBC atau TBC) terus meningkat di Indonesia. Faktanya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi kedua di dunia.
Menteri Kesehatan Budi menambahkan, upaya pemberantasan kasus tuberkulosis di Indonesia masih menjadi tantangan. Pasalnya, untuk obat anti tuberkulosis sendiri, negara mencari obat yang efektif dengan durasi pengobatan paling singkat. Sementara itu, vaksin tersebut sedang menjalani uji klinis.
“Di Indonesia, setahunnya masih ada sekitar 1 juta kasus baru (TB), dan dari juta itu, kalau saya masuk tahun 2020, ada 400.000, jadi setiap tahunnya ada sekitar 600.000 orang yang mengidap TBC dan tidak mengetahuinya. . dia. mereka mengidap penyakit ini,” kata Menteri Kesehatan Budi di Jakarta Selatan, Kamis (28/11/2024).
“Tahun 2022 jumlah (yang teridentifikasi) bertambah menjadi 700.000, tahun 2023 menjadi 800.000. Targetnya 900.000, dan ke depan bisa 1 juta. Dengan cara apa? Diagnosisnya akan meningkat,” lanjutnya.
Menteri Kesehatan Budi mengatakan, pihaknya akan menyediakan peralatan rontgen untuk mendeteksi tuberkulosis. Selain itu, pemerintah kini sedang berjuang untuk mendapatkan obat anti tuberkulosis yang lebih efektif.
“Dalam dua tahun terakhir, kemungkinan besar akan keluar obat-obatan yang bisa bertahan (pengobatan) enam sampai dua bulan (TB SO) atau mungkin suntikan tunggal, suntikan jangka panjang,” kata Menteri Kesehatan Budi.
Terkait vaksin TBC, Menteri Kesehatan Budi mengatakan saat ini sedang melakukan uji medis (uji klinis) terhadap beberapa vaksin yang rencananya akan diluncurkan dalam waktu dekat.
“Saya berharap pada tahun 2028 atau paling lambat tahun 2029 sudah bisa diluncurkan vaksinnya,” tutupnya. Simak video “DPR RI Gelar Rapat Pimpinan Tinggi Bahas Penanggulangan TBC” (dpy/up)