Jakarta –
Beberapa orang rela berpindah haluan menjadi streamer. Mereka pun rela mengeluarkan sejumlah modal untuk menekuni profesi tersebut, dan kini kerap tampil di Banjir Kanal Timur (BKT) Duren Savit, Jakarta Timur.
Hasil siaran langsung ini sangat bagus. Anda bisa membawa pulang ratusan ribu dalam sehari.
Seperti yang dikatakan Yamo Jega, salah satu streamer lah yang pertama kali heboh dengan BKT. Saya tidak ingat persisnya kapan Yamo mulai bermain Tiktok. Seingatnya, dia mulai mengerjakan TikTok satu setengah tahun yang lalu.
Sebelum menjadi streamer, Yamo bekerja di berbagai posisi: mulai dari pengamen, musisi, hingga juru parkir.
“Saya sedang bersih-bersih, dokter kandungan. Dulu saya kerja di gudang, dulu saya kerja tukang parkir di GI,” kata Yamo, Rabu (25/9/2024) di sela kesibukannya di BKT, Jakarta Timur.
Setelah bekerja di pekerjaan yang berbeda, Yamo menjadi seorang streamer. Diakuinya, modal yang dibutuhkan terus bertambah seiring dengan keinginannya untuk meningkatkan kualitas audio dan video. Estimasi modal awal Yamo sekitar Rp 5 juta.
“Modal awal didapat melalui telepon genggam. Saya meminjam uang untuk telepon seluler. Saya meminjam uang untuk membeli ponsel. Harga soundcardnya 300 ribu rupiah. Harga microphonenya 200-250 ribu rupiah. Soalnya K.V itu, keseluruhannya Rp berapa?
Menurut Yamo, total modal yang dikeluarkan hingga saat ini sekitar Rp 10 juta. Beberapa barang penting yang paling mahal termasuk ponsel, kartu suara, dan mikrofon.
Selain itu, menurut Yamo, penghasilannya berasal dari hadiah. Bahkan penghasilannya tidak menentu, kadang besar, kadang kecil. Awalnya, ia mendapat penghasilan antara Rp30.000 hingga Rp50.000 per hari.
“Tadi kalau dapat GoCap Rp 50.000, Rp 30.000. Anda tidak bisa benar-benar melepasnya,” katanya.
Pendapatan Yamo akan meningkat seiring berjalannya waktu. Rata-rata penghasilan Yamo saat ini berkisar Rp200-300 ribu per hari. Namun, Yamo mengungkapkan suatu hari dia mengalami gangguan durian dan seseorang memberinya hadiah besar sehingga dia bisa membawa pulang 10 juta sehari.
“Satu kali 10 juta rupiah. Iya (suatu hari), satu kali live tadi malam,” ujarnya.
Streamer lainnya, Edo Vardo, mengatakan bahwa sebelum menjadi streamer, ia berprofesi sebagai taksi online. Ia memutuskan untuk berganti karier karena semakin sulit mendapatkan pesanan. Dijelaskannya, modal awal menjadi streamer berkisar antara Rp5 juta hingga Rp7 juta.
Modal awalnya antara Rp 5 juta hingga Rp 7 juta, meliputi berbagai macam barang seperti handphone, sound card, microphone, lalu tripod, baterai. Sekitar Rp 7 juta,” ujarnya.
Dia melanjutkan: Pendapatan dari live streaming luar biasa. Ia mengatakan jika Sultan memberinya banyak Sovereign, ia bisa mendapatkan ratusan ribu rupee dalam satu hari.
Kalau semuanya bagus, sultannya sampai jutaan. Kadang 2 juta rupiah, tapi tidak setiap hari, jarang, maksimal sebulan sekali. Rata-rata murah (100 ribu rupiah) yang bisa saya dapat, ujarnya. . (akd/das)