Jakarta –
CEO Tesla Elon Musk menarik perhatian menjelang pemungutan suara pemegang saham minggu depan. Pemegang saham akan memutuskan apakah Elon Musk layak menerima paket pembayaran $1 miliar.
Sebelumnya, seorang hakim di Delaware menjatuhkan paket tunjangan senilai US$50 miliar atau sekitar rupee 810 triliun (sekitar rupee 16.200 dengan nilai tukar). Meski keputusan tersebut telah disetujui oleh mayoritas pemegang saham pada tahun 2018.
Kini, Elon Musk dan dewan direksi kembali mencoba memberikan suara pada opsi tersebut, menurut laporan CNN, Senin (10/6/2024). Dewan direksi Tesla juga berencana merelokasi basis perusahaan dari Delaware.
Jika tawaran itu ditolak, Elon Musk mengancam akan membubarkan Tesla dan mengembangkan perusahaan lain. Tesla, sebaliknya, menghadapi beberapa tantangan mulai tahun 2021, termasuk penyesuaian harga saham yang tajam, penjualan produk yang lebih rendah dari perkiraan, dan penurunan laba.
Pemungutan suara akan dilakukan pada rapat pemegang saham Kamis depan. Sebagai referensi, pada tahun 2018, 73% pemegang saham menyetujui usulan paket pembayaran sebesar US$50 miliar.
Namun Ketua Hakim Delaware Kathleen McCormick membatalkan keputusan itu pada bulan Januari tahun ini. Dia mencontohkan kelemahan prosedur dalam pengambilan keputusan dan kedekatan pribadi antara pemegang saham dan Elon Musk.
Elon Musk dan Tesla menanggapinya dengan mengajukan banding atas keputusan tersebut. Mereka segera meminta persetujuan pemegang saham untuk pindah dari Delaware ke Texas. (Ili/Das)