Jakarta –

Dunia kini menunggu siapa yang akan menduduki kursi Menteri Keuangan di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Alasannya sering ditanyakan investor asing oleh Cluster CEO, Indonesia and ASEAN Markets (Australia, Brunei dan Filipina) Standard Chartered Bank Indonesia (SCB) Rino Donny Donosepoetro saat menghadiri World Economic Forum.

Donny mengatakan, investor juga menunggu apakah Sri Mulyani akan melanjutkan jabatannya sebagai bendahara negara di bawah kepemimpinan Prabowo atau tidak.

Pertanyaan yang paling sering ditanyakan pasar adalah siapa yang akan menjadi penjaga anggaran di Indonesia, apakah dia akan melanjutkan (Sri Mulyani), atau tidak, siapa yang akan menggantikannya,” kata Donny di acara SCB Jakarta Media Roundtable, Kamis (16). /5/2024).

Ia menjelaskan, pihaknya juga menunggu kebijakan fiskal apa yang akan dipilih oleh Prabowo. Apa langkah Indonesia selanjutnya di bawah kepemimpinan Prabowo?

Donny menegaskan, investor tidak khawatir dengan masa depan Indonesia di era Prabowo. Terpilihnya Prabowo sebagai presiden terpilih bahkan mendapat reaksi positif dari investor global.

Menurut Donny, sambutan baik ini karena program-program yang diusung oleh Prabowo merupakan kelanjutan dari pemimpin sebelumnya. Karena itulah mereka menunggu seperti apa Indonesia ke depan.

“Apa yang terjadi di Indonesia saat ini? Apa yang terjadi selanjutnya di Indonesia? Bagaimana kebijakan fiskal ke depan? Mereka tidak khawatir, mereka lebih memikirkan apa yang akan terjadi,” jelas strategi pertumbuhan ekonomi 8% yang diusung Prabowo.

Di sisi lain, Prabowo punya target besar untuk membawa perekonomian Indonesia ke angka 8%. Melihat hal tersebut, Donny mengatakan tujuan tersebut bisa tercapai, tinggal banyak humas (humas) yang perlu dibenahi oleh Prabowo.

“Apakah bisa mencapai 8%? Tentu bisa, tapi PR-nya banyak,” kata Donny dalam acara Donny di sela-sela acara SCB Jakarta Media Round Table, Kamis (16/5/2024).

Sederet tugas Humas antara lain memastikan Indonesia menjadi negara yang memiliki kepastian hukum dalam dunia usaha. Apalagi, kata dia, ada beberapa sektor yang perlu diperbaiki seperti sektor minyak dan pangan.

Hal ini dilakukan agar Indonesia bisa menjadi negara pemasok global. Untuk mencapai hal tersebut, Donny berpendapat harus ada kebijakan yang pasti agar investasi di Indonesia tetap menguntungkan.

“Kita bicara dari awal sampai akhir. Misalnya Tesla punya pabrik di Indonesia, tidak bisa semua dari Indonesia dari A sampai Z. Kita tahu part-partnya impor. Kita harus buat aturannya,” jelasnya.

Ia pun menyambut positif target besar yang diusung Prabowo. Namun untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan perbaikan dan penyempurnaan di beberapa bidang, mulai dari pembangunan infrastruktur, kepastian hukum, pengelolaan investasi hingga kebijakan fiskal.

Senada dengan itu, ekonom senior Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra, mengatakan bahwa Prabowo menghadapi beberapa tugas humas jika ingin mencapai tujuannya. Salah satunya untuk mendukung tingkat konsumsi nasional.

Salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya konsumsi nasional adalah pendapatan. Artinya kita perlu menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia. Dampaknya, dapat menciptakan lapangan kerja secara besar-besaran.

Artinya, lapangan kerja harus banyak. Artinya investasi harus dilakukan dengan cepat. Kalau investasi cepat, maka rencana bisnis, kepastian hukum, impor dan ekspor akan menjadi tonggak sejarahnya, kata Aldian.

Ia mengatakan, salah satu kunci menarik investor adalah komitmen perbaikan dan perbaikan. Misalnya saja di masa pandemi, Presiden Jokowi tidak berhenti membenahi beberapa sektor, seperti sektor kesehatan, sektor keuangan, dan sektor infrastruktur.

“Dan ini salah satu poin penting yang disukai investor. Kebijakan moneter juga sangat responsif dalam arti kreatif,” tambahnya. (rd/rd)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *