Jakarta –
Museum Bahari Jakarta Utara menyelenggarakan pameran mini kapal-kapal besar bersejarah. Wisatawan bisa melihat perahu-perahu keren tersebut.
Pameran kontemporer Kapal Monumental: Warisan Budaya Bersama, Berbagi Kenangan menghadirkan kepada pengunjung kapal-kapal yang berperan penting dalam perkembangan zaman.
Selasa (27/8) lalu, detikTravel mengunjungi pameran di ruang 1 dan 2 Museum Bahari, yang paling panjang, terdapat sekitar 15 miniatur kapal bersejarah Indonesia.
Salah satunya adalah Pini yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2017. Rata-rata Pini memiliki tujuh atau delapan layar. yang digunakan untuk berkendara menjelajahi laut
“Selain penampilannya yang cantik, Pinisi juga memiliki keunikan dalam teknik produksi dan tradisi budayanya. Pinisi dibuat dari kayu lokal, seperti Bitti, dengan menggunakan metode “board first”, yaitu papan kayu pendek disusun di bagian luar dan struktur tulang dibangun di dalam lambung kapal,” demikian pernyataan kapal.
Selain perahu Pinisi, yang menjadi highlight ruangan ini adalah perahu Jung Cina yang terinspirasi dari perahu tradisional Indonesia. Ada pula perahu Gubang yang berasal dari Kalimantan Timur.
Sesuai dengan deskripsi yang terlampir pada pameran. Perahu kubang ini merupakan wahana yang memajukan perekonomian dan kehidupan masyarakat yang tinggal disana.
Dalam film Kapal Monumental: Berbagi Warisan Budaya, Berbagi Kenangan, tak hanya kapal-kapal bersejarah nusantara saja yang dipamerkan.
Pameran ini juga bekerjasama dengan negara-negara seperti Irlandia, Chile, Meksiko, Argentina, Belanda, Korea Selatan, Pakistan dan Portugal.
Negara-negara ini juga menampilkan kapal-kapal bersejarah dari negaranya sendiri, seperti Korea Selatan yang banyak memamerkan kapal-kapal kecil seperti Turtle Ship atau Geobukseon.
Keistimewaan perahu ini adalah atap perahunya yang tertutup rapat. Bagian depannya berkepala naga. Berfungsi sebagai pelabuhan senjata dan punggungnya seperti ekor kura-kura dan mempunyai fungsi yang sama dengan bagian depan kapal
Kapal penyu pertama kali disebutkan dalam catatan sejarah pada masa pemerintahan Raja Taejong, antara tahun 1367 dan 1422.
“Kapal penyu berperan penting pada awal Perang Imjin. dan kemudian menjadi kapal perang utama Angkatan Laut Joseon,” demikian pernyataan kapal tersebut.
Pameran Kapal Monumental: Warisan Budaya Bersama, Kenangan Bersama akan dipamerkan pada tanggal 22 Agustus hingga 26 Oktober 2024. Kunjungi pameran setiap Selasa-Minggu mulai pukul 09.00 – 15.00 WIB Pinisi di Google” Doodle” (wsw/wsw)