Jakarta –

Provinsi DKI Jakarta hari ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke 497 dengan mengusung tema “Jakarta Kota Dunia Sejuta Pesona”. Hal ini merupakan perubahan status ibu kota negara menuju arah pembangunan baru menjadi kota dunia.

Apalagi Jakarta telah lama menjadi pusat perekonomian negara. Bahkan, kota ini kerap menjadi penyumbang terbesar perekonomian nasional. Misalnya pada tahun 2023, kontribusi perekonomian nasional Jakarta mencapai 16,77%.

Lalu bagaimana situasi perekonomian di Jakarta saat ini?

Berdasarkan data terkini Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, laju pertumbuhan ekonomi ibu kota pada triwulan I tahun 2024 sebesar 4,78% (year-on-year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara dibandingkan triwulan sebelumnya, perekonomian Jakarta tumbuh sebesar 0,65% (q-o-q) pada triwulan I tahun 2024.

Perlu diketahui, perhitungan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta didasarkan pada nilai PDB (Produk Domestik Regional Bruto) berdasarkan harga konstan pada tahun tertentu dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam hal ini, nilai PDB atas dasar harga konstan Jakarta mencapai Rp528,10 triliun pada triwulan I tahun 2024. Sedangkan berdasarkan harga berlaku, PDB mencapai Rp896,09 triliun.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada bidang administrasi pemerintahan, pertahanan dan asuransi sosial wajib – 14,16%. Sementara dari sisi pengeluaran, kenaikan terbesar terjadi pada Komponen Belanja Konsumen Pemerintah (CPEC) sebesar 30,30%.

Kemudian, dari struktur perekonomian Jakarta, triwulan I tahun 2024 didominasi oleh perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 17,91%. Sedangkan dari sisi pengeluaran, bobot komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 61,87%.

Selain itu, tingkat inflasi Jakarta bulan Mei 2024 berada pada kisaran 2,08% (y-o-y) dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 104,97. Inflasi tahunan terjadi karena kenaikan harga-harga yang menunjukkan kenaikan indeks kelompok pengeluaran tertentu.

Misalnya saja kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang meningkat sebesar 5,26%. kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,48%; kelompok perlengkapan, perkakas dan pemeliharaan rumah tangga mencapai 1,11%.

Belum lagi kelompok kesehatan yang naik 1,95%. kelompok transpor meningkat sebesar 0,99%; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,19%; kelompok rekreasi, olah raga, dan budaya meningkat sebesar 0,68%; kelompok pendidikan meningkat sebesar 2,18%; kelompok penyediaan makanan dan minuman meningkat sebesar 2,33%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya – 5,42%.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks hanyalah kelompok sandang dan alas kaki yang mengalami penurunan sebesar 0,52%. (eds/eds)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *