Jakarta –
Perkembangan industri Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions (MICE) di Indonesia yang turut mendukung pertumbuhan perekonomian nasional tidak lepas dari peran Jakarta Convention Center (JCC) Senaian Jakarta.
Di balik keberhasilan JCC mengembangkan industri MICE, pengelolaannya rupanya menghadapi sejumlah permasalahan, antara lain melalui dua krisis besar, yaitu krisis moneter tahun 1998 dan pandemi Covid-19 yang pertama kali berakhir pada tahun 2022.
Edwin Sulaeman, General Manager Jakarta Convention Center (JCC) mengatakan perkembangan bisnis MICE tidak lepas dari jalur JCC yang didirikan 33 tahun lalu. Hingga saat ini, JCC berhasil mendorong tumbuhnya berbagai pelaku usaha di industri MICE. Termasuk ribuan pelaku usaha pendukung di berbagai wilayah Indonesia.
“JCC merupakan salah satu pionir bisnis MICE di Indonesia. Saat memulai bisnis ini sekitar tahun 1991, hanya ada 5 perusahaan event management (EO). Setahun setelah JCC bekerja dan mulai menjalankan bisnis MICE, jumlah EO bertambah menjadi 21 perusahaan dan kini sudah banyak anak perusahaan lebih dari 700 EO,” kata Edwin, Minggu (29/9/2024) di Jakarta.
Dengan investasi besar dan risiko yang belum terukur, ZSO dibangun pada tahun 1991 untuk mendukung pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan puncak Gerakan Non-Blok ke-10 pada bulan September 1992. Meski digunakan untuk kepentingan pemerintah, pembangunan mega proyek ini memakan waktu lama. seluruhnya dibiayai oleh swasta dengan skema Build Business Transfer (BOT).
Usai Unaligned Summit berakhir, Edwin mengaku saat itu pihaknya sedang kebingungan untuk mengoptimalkan bangunan sebesar ZSO. Maklum, tidak banyak pameran bisnis atau acara pemerintahan yang diadakan di gedung sebesar ZSO.
“Kami door to door bersama para pelaku usaha untuk mempresentasikan bisnis MICE dan mendorong bangkitnya EO sebagai salah satu alat penting untuk menunjang bisnis ini.” Kami membangun sistem, jaringan dan juga belajar banyak dari event organizer di luar negeri. Setelah lebih dari tiga dekade, kami bangga JCC berhasil menjadi “ikon MICE Indonesia dan melahirkan banyak pemain MICE yang kini berkontribusi besar bagi perekonomian nasional,” ujarnya.
Edwin mengatakan salah satu kunci utama JCC dalam membangun MICE adalah memperkuat sistem dan memperluas jaringan usaha. Selama lebih dari 30 tahun berkiprah, praktis sudah banyak pebisnis MICE dalam dan luar negeri yang menjadi mitra setia JCC. Tak heran jika JCC kini menjelma menjadi salah satu penyelenggara MICE terbesar dan berkelas dunia di Indonesia.
“Tentunya sistem dan jaringan yang kami bangun tidak bisa ditiru karena JCC telah memiliki ikatan emosional dengan mitranya selama lebih dari 30 tahun. Jam terbang dan kompetensi di bidang ini mutlak diperlukan,” tambah Edwin.
Melewati dua krisis
Edwin kemudian menceritakan perjalanan JCC melewati dua krisis besar yaitu krisis moneter tahun 1998 dan pandemi Covid-19 pada tahun 2019 hingga awal tahun 2022. Dampak dari kedua krisis tersebut tidak hanya berdampak pada layanan MICE namun juga berbagai agenda bisnis yang telah dipersiapkan selama beberapa tahun. lebih awal.
Akibat dua krisis tersebut, kegiatan MICE di JCC sudah hampir 5 tahun tidak dapat berfungsi maksimal. Kita ibarat membangun bisnis dari awal. Alhamdulillah, berkat jaringan bisnis dan kepercayaan para mitra yang telah bekerja sama sejak lama, JCC dapat berdiri dan terus memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia,” kata Edwin.
Sebagai bukti bahwa JCC merupakan pionir dalam bisnis MICE, sumber daya manusia (SDM) JCC banyak digunakan untuk membantu pengelolaan layanan konvensi di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, banyak sumber daya manusia JCC yang membangun usaha sendiri atau berkarir di perusahaan sejenis. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal di industri ini, JCC bahkan bekerjasama dengan berbagai universitas untuk memperkenalkan kursus MICE.
Sebagai pionir, JCC terus memberikan wawasan dan meningkatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan industri MICE secara keseluruhan, mulai dari model bisnis, pengelolaan kegiatan, pengelolaan sumber daya manusia hingga percepatan pengembangan sektor pendukung yang mendukung program pemerintah.
Menurut Edwin, industri MICE di Indonesia kini telah menjadi bagian penting dari MICE dunia. Ada sebanyak 10 perusahaan EO terbesar di dunia yang membuka usahanya di Indonesia karena tertarik dengan pasar MICE yang sangat besar di Indonesia.
Industri MICE merupakan industri yang unik dan istimewa. Oleh karena itu, dukungan pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang sehat dan kondusif sangatlah penting. “MICE merupakan salah satu cara terbaik bagi para pelaku bisnis untuk memperluas pasar dan mendapatkan mitra bisnis baru. JCC akan selalu hadir dengan standar dan layanan profesional seperti yang terus dikembangkan selama lebih dari 3 dekade,” pungkas Edwin. (rd/rir)