Magetan –

Read More : The Apurva Kempinski Bali Dinobatkan ‘Best Sustainable Hotel’ di ULTRAs 2024

Pendakian tanah air kehilangan citra Wakiyem alias Mbok Yem, seorang pemegang di puncak Gunung Lawu. Keluarga tidak memutuskan siapa yang akan melanjutkan bisnis tertinggi di Indonesia.

Saifudun Juhri, cucu putranya Mbok Yem -in -Law, mengatakan keluarga itu tidak membahas penggantian administrator stand sejak Mbok Yem turun gunung karena penyakit itu sebelum terakhir kali Ramadhan.

“Keluarga belum memikirkan kapan Mbok Yem turun gunung karena penyakit sebelum posisi,” katanya kepada Detikjatim (Kamis 24/2025).

Juhri mengakui bahwa perhatian keluarga masih sepenuhnya dicetak untuk perawatan almarhum Mbok Yem sampai akhirnya dia meninggal.

“Adapun kios, tidak ada diskusi, tidak ada diskusi dalam keluarga, kemarin dia masih fokus pada kesehatan Mbok Yem,” katanya.

Mengenai kelanjutan kandang di KTT Gunung Lawu, Juhri mengatakan ini akan dibahas kemudian oleh keluarga yang luas setelah serangkaian doa untuk almarhum.

“Kemudian, biarkan keluarga berbicara dengan kios,” katanya.

Mbok Yeem meninggal di kediamannya di desa Gonggang, Magetan, pada usia 82 tahun. Kepala Cemoro Sewu Hamlet Agus mengkonfirmasi berita sedih itu. Dia mengatakan Mbok Yem baru -baru ini dirawat karena penyakitnya dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 WIB.

Agus mengatakan Mbok Yeem meninggal setelah menderita penyakit sebelum jabatan dan dirawat di rumah sakit di Rumah Sakit Regional Ponorogo. Agus mengatakan itu memang desa Cemoro Sewu, tetapi Mbok Yem memiliki KTP di desa Gonggang, Poncol, Magetan.

Artikel ini telah ditransmisikan ke Debtunim. Klik lainnya di sini. Tonton video “Video: Mbok Ye

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *