Jakarta-
Maladewa mengumumkan akan melarang kunjungan warga Israel pada Minggu (6/02/2024). Hal ini merupakan langkah Maladewa untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina.
Mengutip Al Jazeera, Senin (6/3), dalam keterangan resminya, berdasarkan pernyataan juru bicara pemerintah, Presiden Mohamed Moizu memutuskan untuk melarang paspor Israel. Namun belum disebutkan secara rinci kapan kebijakan baru tersebut akan berlaku.
Muizzou juga mengumumkan kampanye penggalangan dana nasional untuk rakyat Palestina. Acara tersebut diberi nama “Maladewa dalam Solidaritas dengan Palestina”.
Sekitar 11.000 warga Israel mengunjungi Maladewa tahun lalu, terhitung 0,6% dari total kedatangan wisatawan. Data resmi menunjukkan bahwa jumlah orang Israel yang mengunjungi Maladewa turun menjadi 528 dalam empat bulan pertama tahun 2024, turun 88% dari periode yang sama tahun lalu.
Partai-partai oposisi dan sekutunya menekan pemerintah Maladewa untuk melarang warga Israel melakukan protes terhadap perang Gaza. Selain itu, Israel mengebom kamp pengungsi Rafah.
Kementerian luar negeri Israel menanggapi kebijakan baru tersebut dengan mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Maladewa, dan mereka yang saat ini berada di Maladewa diminta untuk meninggalkan Maladewa.
“Disarankan bagi warga Israel yang tinggal di negara tersebut untuk mempertimbangkan meninggalkan negara tersebut, karena jika karena alasan tertentu mereka menghadapi masalah, akan sulit bagi kami untuk membantu mereka,” kata juru bicara kementerian.
Banyak negara lain telah melarang turis Israel bepergian ke negaranya. Yakni Aljazair, Bangladesh, Brunei Darussalam, Iran, Irak, Kuwait, Lebanon, Libya, Pakistan, Arab Saudi, Suriah, dan Yaman.
Maladewa mencabut larangan terhadap wisatawan Israel pada awal tahun 1990an, kemudian menjalin kembali hubungan pada tahun 2010. Namun, upaya normalisasi ditinggalkan setelah tergulingnya Presiden Mohammad Nasheed pada Februari 2012. Tonton video “Momen anggota parlemen Maladewa bertarung di pengadilan (perempuan/perempuan)