Jakarta –

Warga Jakarta dan sekitarnya mengalami kerugian besar akibat kemacetan yang terjadi setiap hari. Kemacetan parah diprediksi menimbulkan kerugian hingga Rp 100 triliun setiap tahunnya.

Kepala Unit Pengelola Jalan Tol Elektronik (SPBE) Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Zulkifli mengatakan, kerugian sebesar Rp100 triliun tersebut sebagian besar didominasi oleh potensi kerugian kesehatan akibat polusi dan juga hilangnya waktu akibat kemacetan lalu lintas jalan tersebut. Diperkirakan kerugiannya mencapai Rp60 triliun.

Sisa kerugian terjadi pada biaya operasional kendaraan, termasuk biaya bahan bakar yang dikonsumsi akibat menghidupkan kendaraan di tengah lalu lintas. Jumlahnya bisa mencapai Rp 40 triliun.

“Kerugian 100 triliun rupiah itu terdiri dari biaya operasional 40 triliun rupiah, misal. bahan bakar, minyak, dll. Sekarang RP. Triliun,” jelas Zulkifli dalam diskusi publik Instran di Hotel All Seasons, Tamrin, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2024).

Kemacetan terjadi karena masih banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi. Meski angkutan umum di Jakarta cukup banyak untuk mengurangi kemacetan.

Berdasarkan data, masyarakat di Jakarta masih minim menggunakan transportasi umum. Pemprov DKI Jakarta mencatat terdapat 21 juta perjalanan pada tahun 2023, namun hanya 4 juta atau sekitar 18,86% perjalanan tersebut yang menggunakan angkutan umum.

Bahkan, Kepala Pelaksana Harian (Plh) Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syaripudin mengungkapkan, pihaknya menargetkan minimal 30% perjalanan di Jakarta menggunakan angkutan umum dan ditargetkan tercapai pada tahun 2030.

“Kalau dihadirkan, kami hanya mendapat porsi modal sebesar 18,86%, padahal di tahun 2030 kami berharap bisa berada di posisi hingga 30%,” kata Siaripuddin di acara yang sama.

Syaripudin mengatakan maraknya penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta menimbulkan berbagai permasalahan, salah satunya kemacetan lalu lintas.

“Kerugian yang dialami pemilik kendaraan pribadi juga besar dan biaya operasional kendaraannya sendiri mencapai puluhan triliun rupee. Ini fakta yang sekarang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Siaripuddin.

“Jadi enam tahun tersisa kita telusuri bagaimana masyarakat bisa bertransformasi menggunakan angkutan umum hingga mencapai posisi 30%,” ujarnya.

Apa strategi Anda untuk mengatasi kemacetan lalu lintas? Periksa halaman berikutnya. (sesuatu / gambar)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *