Jakarta –
Padatnya wisatawan di Bali membuat Menteri Kelautan dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandzaitan terancam meninggal seperti Barcelona. Namun Sandiaga Uno selaku Menpercraft sudah mengambil langkah untuk menghindari ketakutan tersebut
“Saat ini banyak kegiatan yang sedang difinalisasi, kebijakan-kebijakan yang akan segera diselesaikan oleh pemerintah, apalagi mengingat kemungkinan terjadinya overcrowding yang dapat membuat situasi menjadi sangat tidak aman dan tidak nyaman. Kita akan memiliki rancangan kebijakan final dalam beberapa hari ke depan. Rapat terbatas dengan Presiden ,” kata Sandiaga Uno, Jumat (30/8/2024).
Sandiaga menambahkan, proyek kebijakan tersebut dirancang untuk mendorong pariwisata berkualitas tinggi dan membuka peluang usaha dan lapangan kerja. Salah satu kebijakan tersebut adalah menghentikan penggunaan lahan komersial
“Kebijakan sedang dilakukan untuk menghentikan konversi lahan pertanian menjadi lahan komersial. Belum ada rencana membangun hotel dan tempat wisata. Tapi kami fokus menjadikan Bali sebagai destinasi budaya, bergengsi, dan berkelanjutan,” ujarnya. Ditambahkan
Sandiaga juga mengakui bahwa pariwisata dapat menjadi peluang untuk menimbulkan kerugian alam dan sosial. Namun, dia telah merumuskan kebijakan untuk menghindari hal tersebut.
Oleh karena itu kita harus mengambil tindakan tegas dengan kebijakan garis lurus untuk menertibkan pariwisata di Bali, kemacetan lalu lintas, membuang sampah sembarangan, pelanggaran hukum oleh wisatawan dan meningkatkan lapangan kerja bagi orang asing ilegal. Mari kita hentikan.
“Jadi saya yakin apa yang diberitakan secara luas di berbagai belahan Eropa tidak akan terjadi. Hanya di beberapa tempat saja kita mendeteksi dan melampaui batas kepadatan. Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) menaruh perhatian, tapi” tentu harus kita operasikan kembali. “Harus karena pasir selatan tidak semua sama, jadi nanti kita perbaiki,” jelas Sandiaga.
Saksikan video “Luhut Marah Terhadap Turis Asing di Bali” (sym/wsw)