Breksi –
Read More : Catatan Suram Roberto Mancini di Arab Saudi
Mantan striker Italia Luca Toni yakin Pep Guardiola telah ‘menghancurkan’ sepak bola dan kariernya. Manajer Manchester City itu menanggapi komentar rekannya itu dengan senyuman.
Toni dan Guardiola merupakan teman lama saat bermain di Brescia pada awal tahun 2000-an. Saat itu, Guardiola sedang berada di penghujung karirnya setelah meninggalkan Barcelona, sementara Toni masih menjadi ‘anak baru’ yang berjuang untuk mengukir namanya di Serie A.
Selama jeda internasional, Guardiola mengunjungi Brescia dan menikmati makan malam bersama teman-temannya, termasuk Toni dan Roberto Baggio, legenda timnas Italia lainnya. Pertemuan tersebut digelar Selasa (15/10) lalu.
Dalam perbincangan yang diselingi gelak tawa, Toni menyebut Guardiola menghancurkan kariernya karena kembali mempopulerkan penggunaan false nine semasa menjadi pelatih Barcelona, yang mampu diterjemahkan dengan baik oleh Lionel Messi di lapangan.
Karena tren tersebut, pemain nomor 9 seperti Toni pun tidak diminati di level timnas. Pada saat itu, pemain depan dengan bakat serba bisa dan daya jelajah tinggi lebih diutamakan.
“Pep, kamu merusak sepak bola. Gara-gara false nine, saya kesulitan mencari tim selama empat tahun,” terlihat Toni di media sosialnya. Guardiola tertawa mendengarnya.
Pada era Guardiola di Barcelona pada 2008-2012, karier Toni menurun. Ia kehilangan tempatnya di Bayern Munich, lalu gagal bangkit bersama AS Roma, Genoa, dan Juventus. Hanya ketika dia membentengi Hellas Verona menjelang akhir masa pemerintahannya barulah dia menjadi subur kembali.
“Saya serius bertanya, apakah Anda hanya menggunakan false nine dengan Messi? Apakah Anda benar-benar menyukai penyerang tengah klasik?” tanya Tony.
Guardiola menjawab, “Saya (Erling) Haaland mencetak 60 gol. Kami memenangkan treble bersamanya, tapi seorang penyerang tengah juga harus benar-benar bagus! Mengerti, bukan?”
“Baiklah, kita selesaikan pembahasan mengenai false nine. Lebih baik penyerang tengah,” pungkas Tony.
Tonton video “Arsenal terlalu kuat secara mental, untungnya Man City tangguh” (ADP/Bay)