Clairfontaine –
Guinea lolos ke Olimpiade Paris 2024 setelah mengalahkan Indonesia 1-0 di play-off sepak bola putra antarbenua. Pelatih Kaba Diawara mengatakan tim telah menciptakan sejarah baru.
Penalti kontroversial Ilaix Morib menjadi pembeda dalam bentrokan di Clairfontein, Kamis (9/5) malam WIB. Absennya asisten video wasit pada pertandingan ini membuat ia tidak bisa meninjau penalti yang seharusnya dilakukan di luar kotak penalti.
Satu gol sudah cukup untuk menempatkan Guinea di panggung olahraga terbesar di dunia. Mereka juga mengakhiri penantian selama 56 tahun. Sebelumnya, satu-satunya penampilan mereka di sepak bola Olimpiade adalah di Mexico City pada tahun 1968.
Saat itu, Guinea menempati posisi terbawah grup di belakang Prancis, Meksiko, dan Kolombia. Mereka kini mempunyai harapan lebih besar ketika mereka bergabung dengan Perancis, serta Amerika Serikat dan Selandia Baru.
“Kami lolos, jadi kami membuat sejarah lagi dengan para pemain muda ini. Mereka layak mendapatkannya. Guinea berpartisipasi di Olimpiade untuk kedua kalinya,” kata Diawara, dilansir laman resmi FIFA.
“Kami akan sampai di sana dan berusaha melangkah sejauh mungkin,” jelasnya.
Kapten Guinea Saidu Sou tak menyembunyikan kegembiraannya. Sebagai anak muda Afrika yang tumbuh besar di Prancis, berpartisipasi dalam Olimpiade ini seperti bermain di rumah sendiri.
“Kami semua senang, apa yang kami lakukan bersejarah, bukan sejak 1968. Sekarang kami ingin merayakan kualifikasi ini, menikmatinya, dan kemudian menantikan Olimpiade,” kata Sou.
“Kami berada di grup yang sulit, tapi kami datang untuk menang, berjuang dan menunjukkan bahwa Guinea adalah tim yang berkualitas. Kami akan terus berusaha dan kami akan siap tidak peduli siapa lawan kami.”
“Saya tumbuh di sekitar Paris dan saya selalu bermimpi bermain di Parc des Princes, di depan teman dan keluarga saya,” jelas Sou. (adp/rin)