Jakarta –

Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dadi Mulyadi melarang sekolah untuk melakukan tur tur siswa secara negatif ke sebuah perusahaan bus. Karena pendapatan dari pengusaha bus berkurang.

Manajer operasional PT Sahabat Prima Abadi, Sunarto, mengatakan bahwa perjalanan pelatihan juga merupakan salah satu pendapatan pendukung untuk perusahaannya.

“Ada larangan perjalanan pelatihan ke transportasi Amerika, terutama departemen wisata kami, kami keberatan karena kami akan melakukan apa yang juga kami berikan dari konsumen untuk perjalanan pelatihan,” kata Sunarto kepada tim media di Po Pt Sahabat Prima Abadi, Distrik Katapang, pada hari Jumat (3.14/2025).

Biasanya dalam satu tahun ada lusinan sekolah untuk dapat melakukan perjalanan pelatihan. Lusinan sekolah menginstruksikan perusahaan mereka untuk mengangkut siswa.

“Jadi, satu tahun adalah sekolah – setelah meninggalkan normal untuk mempromosikan kelas dan ujian, biasanya dari sekolah, untuk melakukan perjalanan pelatihan. Jika secara total mungkin ada lusinan sekolah setahun,” katanya.

Menurutnya, persentase persiapan investigasi lebih besar daripada untuk pengumpulan kantor. Dengan demikian, perjalanan pelatihan seringkali bagus untuk perusahaan bus.

“Dibandingkan dengan mereka yang bekerja, menggunakan beberapa sekolah layanan transportasi perjalanan. Tujuannya normal untuk Jogja dan Pangandaran,” katanya.

Dia menambahkan bahwa dengan keberadaan kebijakan ini ada beberapa sekolah yang membatalkan kegiatan mereka. Dia mengatakan bahwa pembatalan itu rusak oleh perusahaan bus.

“Jika penurunan sudah terasa, karena sekarang telah ada pembatalan yang memesan keberangkatan dengan kebijakan ini yang akan dibatalkan,” kata Sunarto.

Sunarto berharap bahwa kebijakan tersebut dapat direvisi atau direvisi. Menurutnya, beban politik toko bus aktor.

“Saya berharap bahwa politisi kita di dunia transportasi pariwisata akan dipertimbangkan,” katanya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh manajer pemasaran Tifanh Irfan Firmansi. Dia mengatakan bahwa sejak kebijakan ini diterapkan, jumlah pesanan bus telah turun tajam. Faktanya, sekitar 50 persen konsumen mereka memutuskan untuk membatalkan pesanan.

“Ini memiliki pengaruh besar pada Autobus, setidaknya 50 persen konsumen kami lebih suka membatalkan pesanan,” kata Irfan pada hari Minggu (9/3).

Menurutnya, sebagian besar sekolah yang sebelumnya merencanakan perjalanan pelatihan setelah Lebararan 2025, yaitu pada bulan April dan Mei 2025, dipaksa untuk membatalkan agenda mereka.

Data sementara yang dikumpulkan oleh Po Tifanha, pada bulan April 2025 ada setidaknya 30 pesanan. Namun, 10 dari mereka dibatalkan, sementara sisanya lebih suka mengubah tujuan perjalanan ke kota atau ke provinsi.

*** Artikel ini dikirim ke Detikjabar

Periksa video “Video: Industri Hotel Sound Terbuka Dampak Larangan Lembaga Pendidikan di Jawa Barat” (SYM/FIVE)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *