Surabaya –

Setelah resmi ditutup satu dekade lalu, geng Gang Dolly Surabaya kini tampil berbeda. Lihatlah seperti apa sekarang.

Nama lokalisasi Dolly erat kaitannya dengan Surabaya. Satu dekade lalu, tepatnya pada 18 Juni 2014, biar jelas, lokalisasi brand terbesar di Asia Tenggara resmi ditutup, dan kini wajah Dolly pun berubah. Banyak bangunan penginapan tua yang dulunya memiliki lampu terang kini telah berubah fungsi.

Tim detikJatim mengunjungi bekas lokasi lokalisasi pada Minggu (6/9/2024). Di seberang Jalan, Kecamatan Suahan, Surabaya, Anda bisa melihat tugu besar berwarna ungu di depan jalan setapak selatan. Monumen ini berbentuk kubus, membentuk tulisan “Dolly” secara vertikal.

Tidak ada petunjuk kapan monumen itu dibangun. Namun dari penelusuran detikJatim melalui Google Street View, Dolly’s Palace baru dibangun sekitar tahun 2022.

Tugu peringatan raksasa ini terletak di depan Jalan Kupang Gunung Timur 1, Kecamatan Sawahan. Jalan sepanjang 215 meter ini dikenal masyarakat sekitar dengan sebutan Gang Dolly.

Nur Setiawan, pengamat sejarah dari Masyarakat Sejarah Surabaya, mengatakan jalan tersebut banyak digemari wisatawan.

Dulu, Gang Dolly adalah rumah bordil yang penuh dengan PSK. Mereka masih muda, cantik, dan tubuhnya dirawat dengan baik, kata Setiawan kepada Ditik Jatim.

Berbeda dulu, berbeda sekarang. Geng Dolly berubah setelah pemerintah Surabaya menutupnya pada tahun 2014. Kini sudah satu dekade berlalu sejak jalan tersebut berubah warna.

Selain memberantas prostitusi, pemerintah Surabaya juga membeli sejumlah wisma untuk membantu perekonomian masyarakat setempat. Ada yang berubah menjadi ruang publik (Vasom), ada pula yang menjadi pusat usaha mikro, kecil, dan menengah.

Tim detikJatim mengunjungi tiga tempat terkenal di kawasan eks Dolly. Gambar terbaru dari ketiga tempat tersebut dibandingkan dengan gambar yang dipublikasikan 10 tahun lalu di Google Maps dan Google Street View.

Ketiga lokasi tersebut antara lain Pasar Burung Dolly, pusat sepatu, dan lapangan futsal. Berikut tampilannya:

3 titik transisi pada Dolly1. Rumah Barbara menjadi pasar burung Dolly

Pemerintah Surabaya tetap berkomitmen untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan eks Dolly tersebut. Salah satu upaya tersebut diwujudkan melalui pendirian Pasar Burung Dolly.

Tri Rismaharini membuka pasar seluas 840 meter tersebut pada akhir masa jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya pada tahun 2020. Risma mengatakan, pasar tersebut merupakan usulan warga sekitar.

Selain untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, Pasar Burung Dolly juga menjadi tempat berkumpulnya komunitas pecinta burung. Untuk menunjang pasar ini telah dilengkapi dengan serangkaian fasilitas. Diantaranya adalah 104 lapak burung untuk lomba, 4 buah toilet, 25 buah lapak pedagang burung beserta perlengkapannya, 10 buah lapak makan, 1 buah lapak batu akik, sebuah kantor, musala, 2 buah tempat pelayanan masyarakat dan tempat parkir.

Pasar Burung terletak di bekas gedung Wisma Barbara. Guest house ini paling populer diantara guest house lainnya. Barbara baru menjadi pembangkit tenaga listrik sepatu

Selain Barbara, ada juga Wisma New Barbara. Pemilik penginapan berbeda.

Wisma New Barbara dulunya milik Saka Burhanudin. Pemerintah Surabaya membayar IQD 9 miliar untuk membeli asrama sebelum Dolly tutup. Sebelumnya, gedung itu memiliki 120 kamar.

Guest house tersebut kini menjadi pusat UKM milik Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya. Penduduk setempat biasa menyebutnya Pusat Sepatu.

Gedung tersebut menjadi milik resmi pemerintah Surabaya. Perbaikan dilakukan pada tahun 2015.

Sejak awal bekerja, Pemerintah Kota Surabaya telah menyelenggarakan berbagai kursus pelatihan untuk meningkatkan keterampilan para pegiat UMKM. Seiring berjalannya waktu, kegiatan produksi gedung tersebut berkembang pesat hingga menghasilkan ribuan jenis sepatu dan sepatu olahraga. Wisma No. 17 menjadi lapangan futsal

Lapangan futsal terletak di tengah pemukiman Putatjaya. Disadur dari website Pemkot Surabaya Lokasi ini dulunya merupakan Guest House ke-17.

Pada tanggal 19 Desember 2016, lapangan futsal dibuka. Ruang publik sengaja dibangun untuk anak-anak setempat. Luas lantai 5m x 3,5m

Kehadiran lapangan futsal membawa dampak positif bagi masyarakat setempat. Sekarang mereka memiliki tempat olahraga.

Anak-anak di sekitar Botacca dapat menggunakan taman bermain fosil kapan saja. Mereka yang bermain di sini bebas menyewa lapangan. Hingga saat ini lapangan futsal selalu ramai dikunjungi anak-anak yang bermain bersama.

__________________________

Artikel ini telah tayang di detikJatim Saksikan video “Inilah Wajah Dolly Dulu dan Sekarang” (wkn/wkn).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *