Jakarta –
Terjadi peningkatan positif kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada April 2024. Terdapat 1,07 juta kunjungan atau meningkat 23,23% dibandingkan tahun lalu.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenperekraf) memperkirakan pertumbuhan tersebut akan terus berlanjut pada periode mendatang. Ketua Pakar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Aditya Nia Niskaia dalam jumpa pers, Senin (10/6/2024) mengatakan peningkatan kunjungan
Nia juga melaporkan peningkatan kunjungan sebesar 2,41 persen dari Maret hingga April.
Apalagi, wisman yang datang ke Indonesia mayoritas masih dipimpin oleh wisman asal Malaysia dengan rekor 15,99%, disusul Australia dan China, disusul Singapura dan Timor Leste pada kategori berikutnya.
“Sekarang kalau bicara orang-orang ini, dari mana pun mereka berasal, posisi tiga teratas adalah Malaysia, yaitu sekitar 15,99 persen. Disusul Australia 11,99 persen dan China 8,06 persen, disusul Singapura dan Timor Leste. Ini dari segi jumlah dan asal wisatawan mancanegara,” kata Nia.
Menurut Nia, tingkat okupansi hotel berbintang dan nonbintang meningkat sebesar 47,14 persen pada April. Dibandingkan tahun lalu, tingkat hunian kamar (TPK) meningkat sebesar 5,77 poin setiap tahunnya.
Artinya dibandingkan April tahun ini dan tahun lalu, TPK (tingkat keterisian kamar) mengalami kenaikan sebesar 5,77 poin per tahun. Tapi bagaimana dengan bulan ke bulan? Pada bulan Maret hingga April juga meningkat sebesar 3,73 poin. Peningkatan sebesar 26,21% atau 4,35 poin, dan peningkatan bulanan sebesar 4,11 poin, yang hanya terjadi di bulan April.
Selain itu, dia juga menyebutkan dari mana dan melalui transportasi apa wisatawan asing itu tiba di Indonesia. Sebagian besar masih menggunakan transportasi udara dan Bandara Ngurah Rai masih menjadi yang terbesar, disusul Bandara Soekarno Hatta.
Mayoritas masih melalui jalur udara, yaitu Ngurah Rai yang tumbuh 28,92 persen, disusul Cengkareng yang tumbuh 38,31 persen, ujarnya.
Dan bagi wisatawan domestik yang mengalami rekor kekenyangan, ia dan pihaknya akan terus meningkatkannya agar gap keduanya tidak terlalu kentara.
“Kami melihat wisman masih hemat dibandingkan wisman, jadi tekan ya, kami akan terus masuk untuk menjaga kesenjangan antara wisman dan wisman. Jadi itu saja. Kalau kita lihat triwulan I, kita berharap ini memang devisa. Ya pokoknya bahagia, ada surplus sekitar 1,16 juta barang antara wisman dan wisman, ujarnya.
Dari sisi devisa yang diperoleh Indonesia dari wisatawan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkirakan pada kuartal pertama akan menelan biaya US$1.429 per kunjungan. Jika dikalikan dengan jumlah wisatawan, hasilnya sekitar 3,63 miliar dollar AS.
“Mudah-mudahan kepositifan yang sama terus berlanjut di masa depan,” harapnya.
Secara persentase, wisatawan menghabiskan pengeluaran terbesar untuk akomodasi, yaitu sebesar 37,85%, diikuti oleh makanan dan minuman, dan urutan ketiga untuk transportasi lokal, penerbangan domestik, atau persewaan mobil. Simak video “Jumlah kunjungan wisman meningkat 52,76% dibandingkan tahun lalu” (msl/fem)