Jakarta –
Pada Mei 2024, kunjungan pengunjung asing (wisman) ke Indonesia mencapai 1,15 juta kunjungan. Angka tersebut meningkat sebesar 7,36 persen (month-to-month) dibandingkan bulan yang sama April 2024 dan sebesar 20,11 persen (year-to-year) dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
“Jumlah wisatawan bisa mencapai angka sebelum wabah pada tahun 2019, kita lihat kunjungan ke pintu masuk utama lebih tinggi dibandingkan keadaan sebelum wabah yaitu Mei 2019,” kata Plt. Iman Machdi, Sekretaris Jenderal Badan Pusat Statistik (BPS).
Wisatawan yang berkunjung ke Indonesia pada Mei 2024 mayoritas merupakan wisman asal Malaysia (17,47 persen), Australia (11,98 persen), dan Singapura (9,69 persen).
Pada periode Januari-Mei 2024, wisman bisa mencapai 5 juta 244 ribu 213 orang, meningkat 23,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Ia mengatakan, “total jumlah wisman dalam 5 bulan terakhir adalah angka tertinggi dalam 4 tahun terakhir sejak 2020,” ujarnya.
Peningkatan kunjungan ini tercatat paling banyak terjadi di gerbang Bandara Ngurah Rai (Bali) dan Bandara Soekarno-Hatta (Banten), masing-masing meningkat sebesar 27,74 persen dan 35,53 persen.
Sedangkan jumlah wisatawan nusantara (wisnas) mencapai 626,67 ribu perjalanan pada Mei 2024. Meski angka tersebut mengalami penurunan 17,14 persen dibandingkan April 2024 (month-to-month), namun meningkat 5,63 persen dibandingkan ke bulan yang sama tahun sebelumnya (tahun ke tahun).
Destinasi wisata terpopuler pada Mei 2024 adalah Malaysia (35,64%), disusul Singapura (15,24%), Arab Saudi (7,85%) dan Thailand (6,13%).
Harga menginap di hotel
Tarif kamar (TPK) di hotel berbintang mencapai 54,03 persenPada Mei 2024, peningkatan 5,01 poin dan 6,89 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bersamaan dengan TPK hotel berbintang, TPK hotel non bintang mencapai 27,11 persen 2,87 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata lama menginap tamu hotel berbintang tidak mengalami perubahan dibandingkan Mei 2023 yang mencapai 1,62 malam.
Saksikan video “Menparekraft akan keluarkan turis asing yang bermasalah di Bali” (ddn/ddn)