Jakarta –
Bapak Yadi Sofyan Noor, Ketua Komite Sentral Serikat Tani Nasional, membenarkan bahwa para petani mendapatkan hasil yang baik dari bertani. Pasalnya, harga gabah kering yang bisa dipanen atau GKP di lapangan dalam keadaan baik, melebihi harga hasil penjualan (HPP) yaitu 7.000 per kg.
Pak Yadi dalam keterangannya mengatakan, “Saat ini di lapangan, harga GKP antara 6.500 – 7.000. Jadi masih aman. Kalau beras, tergantung penggilingan padi dan pedagangnya,” kata Pak Yadi. dalam keterangannya, Senin (23/11/2016). 9/2024).
Meski demikian, Pak Yadi menilai tingginya harga beras di Indonesia merupakan pertanda baik bagi para petani yang terus memproduksi beras setiap harinya. Dengan begitu, petani bisa menikmati hasil dari lahannya sendiri.
“Jadi buat saya, pernyataan Bank Dunia bahwa beras Indonesia tinggi karena jumlah petani sedikit, tentu saja salah. Saya tanya, apa yang diberikan Bank Dunia ke Indonesia? Katanya daya beli petani bagus, ini merupakan pertanda baik bagi petani yang terus berproduksi.
Yadi mengatakan, tanda-tanda peningkatan kesehatan petani terlihat dari rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS), baik Nilai Tukar Petani (NTP) maupun Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) yang semakin meningkat. waktu. Waktunya telah tiba.
Padahal, kenaikan NTP tahun ini merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir, ketika NTP periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo hanya sebesar 102,87 atau hanya meningkat 0,50 persen. Sementara itu, angka NTP tahun ini sangat tinggi, dengan NTP tertinggi pada bulan April yakni 137,77 atau meningkat 0,40 persen. Begitu pula pada bulan Agustus yang mencapai 138,91 atau meningkat 0,76 persen.
“Jika kita bandingkan dengan periode pertama Presiden Jokowi pada tahun 2014, NTP tahun ini merupakan yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir,” ujarnya.
Sementara itu, BPS menunjukkan peningkatan rata-rata NTP dipengaruhi oleh biji-bijian serealia. Meningkatnya NTP menandakan bahwa padi menjadi fokus dan harapan para petani yang memiliki praktik baik terutama untuk meningkatkan persaingan produk, peluang pasar ekspor dan upaya membangun perekonomian negara.
Dikatakannya “NTP merupakan indikator utama peningkatan kesehatan petani di Indonesia. NTP juga menjadi bagian penting dalam reformasi kebijakan yang fokus pada produksi”.
Bersama KTNA, Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau NFA juga menyebut kenaikan harga beras merupakan saat yang membahagiakan bagi petani Indonesia.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan tingginya harga beras juga disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Oleh karena itu, kata dia, petani berhak mendapatkan keuntungan.
“Petani berhak mendapatkan keuntungan. Ini saat yang tepat bagi petani, karena harga benihnya lebih tinggi dari HPP (harga beli pemerintah)”.
Sebagai informasi, harga beras Indonesia menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis pada Jumat 20 September mencapai $15.333 per kg. Tonton video “Jokowi: Seluruh Tanah Air Dilanda Badai Tropis, Produksi Beras Menurun” (cm/ega)