Jakarta –

Read More : Viral Rombongan Penumpang Berisik di Kereta, KAI Buka Suara

Komite Kebijakan Persaingan Usaha (KPPU) menggelar diskusi atau Focus Group Discussion (FGD) dengan beberapa menteri/kelompok (KL) dan importir bawang putih. Salah satu topik utama pembahasan hari ini adalah mengenai kondisi harga pasar bawang putih saat ini.

Anggota KPPU Eugenia Mardanugraha mengatakan, tindakan ini diambil sebagai respons terhadap tingginya harga karet. Dalam hal ini yang pertama adalah memastikan tidak terjadi kegiatan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dalam usaha tersebut.

Hasil pertemuan tersebut adalah mengumpulkan terlebih dahulu informasi penyebab harga bawang putih naik. Kartu yang diimpor sekarang sudah tidak bagus, sehingga mereka harus membayar harga setinggi mungkin untuk menyelamatkan kartu tersebut. Eugenia berbicara dalam konferensi di Kantor KPPU, Jakarta Pusat, Jumat (21/5/2024).

Hal ini terjadi ketika harga kartu di pasaran tinggi. Rencananya pengiriman akan dilanjutkan pada pertengahan Juni. Oleh karena itu, pedagang berharap harga akan turun mulai bulan depan. Namun jika setelah itu harga tidak kunjung turun, pihak perusahaan akan menyelidiki secara cermat untuk mengecek keabsahan kartu tersebut.

“Jika tidak turun, maka kami (KPPU) akan mengkaji kembali apakah terdapat praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dalam penetapan harga bawang putih,” ujarnya.

Saat ini, Ketua KPPU M. Fanshurullah Asa menambahkan, berdasarkan hasil FGD, ada rencana penetapan harga lebih tinggi (HET) tanaman gula. Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah monopoli dan kartu kredit.

“Saya kira Bapanas harusnya yang memutuskan, padahal itu tidak terlalu penting. Ini juga perlu diputuskan, supaya kita tahu ini lebih dari persentasenya yang bisa diukur. Kartel, di importir, atau di distributor atau tingkat sektoral, semuanya akan kita lihat,” ujarnya, di acara yang sama.

Menurut Fanshurullah, KPPU mendatangi langsung pihak sekolah untuk mengecek harga kartu di 7 kantor wilayah KPPU (Kanwil). Berdasarkan hasil perjalanannya sendiri ke Kalimantan Barat, ia menemukan harga kapulaga sekitar Rp38-40 ribu per kg, meningkat 30% dari Rp32 ribu. Namun di tempat lain seperti Makassar bisa mendapat Rp 50-60 ribu.

“Soal masalahnya, harga pasarnya berapa? Setelah kita riset, atas saran dari agen dan pengurus, saya cek juga tidak ada kabar semua, FGD (produsen. HET) juga bersertifikat. Jadi ada Itu semacam HAP (biaya presentasi produk), tapi tahun 2019 besarannya Rp 32.000, tapi kita belum tahu apakah itu dikenakan pada importir, distributor, penjual, jelasnya.

Selain itu, tergantung HET beras yang saat ini ditentukan menurut jenis dan wilayah. Diharapkan HET dapat ditentukan dan disesuaikan dengan kartu sesuai negaranya, dan tidak flat RP 32 seperti penyesuaian sebelumnya.

Bukan hanya bawang putih, semua jenis pangan penting karena keamanan pangan itu penting. Dari data Pak Andreas (Pengamat Pertanian), kita ubah prosesnya, dua kali lipat. Misalnya naik hampir 20% ( impor) jadi kaget kalau tidak ada impor,” ujarnya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *