Iacarta –

Keberadaan SRC dan peran UMKM dalam ekonomi Indonesia adalah bukti bahwa sektor ini memiliki potensi besar untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan sinergi antara aktor ekonomi, pemerintah dan investor, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dan menjadi negara kelas atas dalam dekade mendatang.

Menteri Ekonomi Airlangga Hartoto memperkirakan peran strategis Pusat Pelatihan Pengusaha SRC dan Sampoerna, yang membantu ratusan ribu UMKM di seluruh Indonesia. Keberhasilan SRC adalah bukti bahwa sektor MSM -SINGLE -Single -Handing dapat bersaing dengan pengecer modern dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

“Beberapa tahun yang lalu, saya ingat jumlah SRC yang lebih kecil daripada jumlah ritel modern. Tetapi hari ini pengecer modern Indonesia adalah 80.000, SRC adalah 250.000,” kata Airlangga dalam pengamatannya di “Forum Ide Great, Hont of Economics of the Nation: MSME Power untuk mempromosikan 8%pertumbuhan ekonomi”, ditangkap oleh Sampona).

Diketahui bahwa perusahaan mikro, kecil dan menengah (MSMS) memainkan peran penting dalam ekonomi Indonesia. Dengan total hampir 99 persen dari total unit komersial di Indonesia atau sekitar 64 juta unit, MSM berkontribusi 60 persen untuk produk domestik bruto (PDB) dan penurunan 97 persen pekerja nasional.

Airlangga mengatakan bahwa menurut kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia harus dapat meninggalkan perangkap negara rata -rata selama 10 tahun ke depan. Penghasilan per kapita di Jakarta saat ini telah mencapai 20.000 dolar AS dan mendekati kota -kota yang dikembangkan di negara -negara lain seperti San Francisco. Jika pertumbuhan ini dapat diperluas ke kota -kota lain, Indonesia memiliki pilihan untuk menjadi negara dengan pendapatan tinggi

“Jika KSMES naik ke kelas, tentu saja kami akan mencapai negara rata-rata pendapatan. Tujuan 8 persen yang diluncurkan oleh presiden yakin bahwa kami dapat menerima 2028-2030,” katanya.

Selain itu, Airlangga melihat bahwa, meskipun tantangan global masih kagum, pemain ritel di Indonesia masih optimis tentang prospek ekonomi negara itu. Optimisme ini juga didukung oleh kekuatan pasar internal di Indonesia, 52 persen dari ekonomi nasional sektor konsumen.

Menurut Airlangga, ini adalah daya tarik bagi investor asing seperti perusahaan Cina dan Vietnam yang ingin menggunakan potensi pasar internal Indonesia. Salah satunya adalah Philip Morris yang telah berinvestasi di Indonesia.

“Saya menghargai Philip Morris ini, Tn. Andrey Kalantau PULU karena orang yang memutuskan bahwa Philip Morris berinvestasi di Indonesia. Perusahaan -perusahaan seperti Philip Morris harus berada di Indonesia, seperti perusahaan Vietnam yang juga harus ada di Indonesia untuk ketahanan di pasaran domestik,” katanya.

Selain itu, Airlangga mengevaluasi bahwa SRC telah menjadi contoh keberhasilan dalam cara MSM dapat mengunggah kelas dengan memindai. Dengan dukungan teknologi seperti QRI, SRC telah meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dan inklusi keuangan yang diperpanjang. Kerja sama dengan berbagai bagian seperti BRI, Telkom dan Bulog juga mendukung kemajuan sektor MSME.

Selain itu, pemerintah meluncurkan Program Kredit Bisnis RP300 -Milliarden (KUR), yang berfokus pada sektor komersial, termasuk SRC. Kerja sama antara Pusat Pengusaha Sampoerna dan kartu persiapan kemudian akan meningkatkan lebih banyak pebisnis baru yang bersedia bersaing di pasar.

“Jika kita melihat rasa sakit digital, hasilnya jauh lebih baik daripada SRC,” pungkas Airlangga. Lihatlah video “Gebebebebyar 24 Years of Shop & Drive” (PRF/EGA)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *