Jakarta –

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi menegaskan Pupuk Indonesia akan terus menyalurkan bunga bantuan sebagai wujud komitmen perusahaan dalam melindungi petani di masa kekeringan. Meski kontrak pertama dengan Kementan senilai Rp 26,7 juta akan habis pada Juli 2024.

Rahmad menjelaskan, proses pengurusan kenaikan anggaran membuat Kementerian Pertanian (Kementan) tidak mampu menyelesaikan perjanjian subsidi pupuk dengan Pupuk Indonesia. Dia mengindikasikan, kesepakatan pertama penyaluran bantuan sebanyak 4,7 juta ton akan berakhir pada Juli 2024.

“Saya tahu betul Menteri Pertanian berangkat di hari yang sama saya lapor, langsung Presiden (Joko Widodo) dan Menteri Keuangan menyetujui, dari perjanjian menteri ini beliau berpesan agar kita tetap tidak berhenti berbagi pupuk. bantuan,” ujarnya, dalam keterangannya, Jumat (19/1/2024).

Pemerintah melalui Undang-Undang Menteri Pertanian Nomor 249 Tahun 2024 menambah alokasi pupuk dari 4,7 ton menjadi 9,55 juta ton atau Rp54 juta untuk tahun ini. Inisiatif ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani akan pertanian bersubsidi dan terus meningkatkan produksi pertanian.

Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian dan pemerintah memutuskan untuk memastikan distribusi pupuk tetap berjalan sesuai dengan Undang-Undang Menteri Pertanian. Katanya, hal ini merupakan bagian dari komitmen bersama Pupuk Indonesia dan pemerintah untuk melindungi petani pada musim tanam tahun ini.

Dengan adanya pengumuman ini, kita berharap pendistribusian benih bersubsidi dapat dilakukan tepat waktu, guna menjaga produksi pertanian dalam negeri. Pemerintah dan Pupuk Indonesia juga berupaya memfasilitasi proyek dan meningkatkan efisiensi distribusi pupuk untuk mendukung ketahanan pangan negara.

“Hingga 12 Juli 2024, Pupuk Indonesia telah menyalurkan bantuan penyakit sebanyak 3,41 juta ton. Saat ini juga terdapat persediaan pupuk urea dan NPK sebanyak 1,7 juta ton yang siap disalurkan,” jelasnya.

Di kesempatan lain, Rahmad juga menjelaskan, 9,55 juta ton itu belum terpakai, tapi kesepakatannya berdasarkan tahap pertama, volumenya sudah selesai. Ini harus menjadi penting selama proses manajemen.

“Sebenarnya produksi pertanian perlu kita perkuat, oleh karena itu bantuan penyakit akan terus kita salurkan sesuai aturan pemerintah untuk melindungi petani,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum KTNA Jabar Otong Wiranta mengatakan, kampanye tersebut memberikan pengaruh yang signifikan dalam mendukung pendirian pupuk. Ia mengatakan, saat ini masih terdapat kendala dalam penyaluran bantuan tersebut.

“Kampanye ini sangat penting untuk diperkuat karena hingga saat ini masih banyak petani yang belum memahami tata cara pendaftaran dan perpanjangan. Membeli benih bersubsidi, sekitar satu juta petani di Jabar tidak ikut berdagang. Untuk menghidupkan kembali penyakit kronis di Selain itu, pembaharuan dan efisiensi petani “Anda masih memerlukan spesialisasi.” jelasnya (ada/fdl).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *