Jakarta –
Nilai tukar dolar AS terhadap rubel terus meningkat. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran konsumen terhadap semakin mahalnya harga telepon seluler (HP) di Tanah Air.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Reasense, divisi penelitian SEQARA Communications. Mereka menemukan bahwa 78,6% responden mengaku khawatir dengan kenaikan harga ponsel pintar.
Aryo Meidianto, Smartphone Analyst dan Senior Consultant Segara Communications mengatakan: “Harga ponsel akan mengalami kenaikan dalam beberapa bulan ke depan, terutama bagi yang menggunakan skema impor. Hal ini seiring dengan kenaikan biaya komponen dan logistik.”
Meski penuh kekhawatiran, namun hal tersebut tidak menyurutkan keinginan konsumen di Indonesia untuk memiliki ponsel baru dalam enam bulan ke depan. Mayoritas responden atau 44% masih berencana membeli ponsel baru.
Bahkan 30% memilih untuk tetap menggunakan perangkat lama mereka. 26% sisanya tidak berencana membeli yang baru.
Banyaknya konsumen yang ingin membeli ponsel baru berarti ada peluang bagi penjual untuk menggalang dana dan meningkatkan pangsa pasar. Namun, mereka harus mempersiapkan aksi yang mampu merebut hati.
“Konsumen masa kini akan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya untuk membeli smartphone,” kata Aryo.
Ia menyarankan agar merek menawarkan produk yang lebih kompetitif dalam hal harga dan fitur. Selain itu, brand image perlu diperkuat tidak hanya melalui Key Opinion Leaders (KOL) yang gencar diterapkan oleh sebagian besar merek smartphone akhir-akhir ini, namun juga melalui media sebagai sumber informasi yang meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat.
Terakhir, menyikapi situasi ini, para vendor smartphone harus lebih kreatif dalam memasarkan produknya. Tidak hanya berhenti menjual produk yang terkesan murahan, namun juga terus memberikan promosi dan diskon yang menarik minat konsumen. , Vendor ponsel, termasuk media, perlu menyasar segmen pasar yang lebih luas dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi,” pungkas Aryo. Saksikan video “NASA berencana meluncurkan bintang buatan ke orbit Bumi” (afr/afr)