Jakarta –

Read More : Fakta Unik, Paus Fransiskus Jarang Kelihatan Pakai HP

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) semakin cepat. Namun pemerintah melihat masyarakat Indonesia belum siap dengan penggunaan kecerdasan buatan. Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Bambang Dwi Anggono.

“Kita harus melihat beberapa perspektif dan melihat apakah masyarakat siap atau tidak. Padahal kami melihat masyarakat belum siap,” kata Bambang pada Intel AI Summit 2024, Kamis (30 Mei).

Pemerintah memandang perlunya kebijakan khusus untuk mengatasi pesatnya kemajuan kecerdasan buatan. Selain itu, terdapat situasi darurat dan dampak di Indonesia.

Pada Januari 2024, Indonesia memiliki populasi lebih dari 278.700.000 jiwa dan lebih dari 353.300.000 koneksi seluler. Sementara itu, jumlah orang yang menggunakan Internet mencapai 185.300.000 atau setara dengan 66,5% dari total populasi.

40% nilai ekonomi digital di Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Pada tahun 2030, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh.

“Indonesia adalah kontributor ekonomi digital terbesar di ASEAN dan penggunaan internet sangat besar di negara ini. Dari segi usia, siswa sekolah dasar sudah menggunakan telepon seluler dan menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana pemerintah dapat membangun suasana yang sehat untuk perkembangan positif kecerdasan buatan,” lanjut Bambang.

Sejak tahun 2008, pemerintah sendiri sudah menantikan kemajuan teknologi kecerdasan buatan yang tertuang dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Kemudian UU Perlindungan Data Pribadi, UU Keterbukaan Informasi Publik, Strategi Kecerdasan Buatan Nasional Indonesia, dan Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Etika AI.

Umumnya pemerintah hanya membangun fondasinya saja. Namun jika masuk ke dalam bidang aktivitas, semua tergantung dari penggunaan individu masing-masing. Pemerintah di masing-masing lembaga juga memiliki kebijakan untuk menyikapi permasalahan ini.

“Seperti halnya Pejabat yang mengatur peraturan yang menjamin berfungsinya perbankan dengan baik, Kementerian Pariwisata juga mengurusi pengembangan seni. Namun, ada beberapa tantangan yang harus kita hadapi,” ujarnya.

“Jadi AI secara umum siapa yang bertanggung jawab atau Kominfo? Kominfo siap membantu sektor tersebut. Sejak tahun 2016, Kominfo juga telah membentuk lembaga pemajuan teknologi dengan dibentuknya Direktorat Ekonomi Digital,” kata Bambang. Tonton video “Google Rise 2024 siap membekali 9.000 siswa baru dengan keterampilan AI” (ask/fyk)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *