Jakarta –

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kemenkeu) memastikan fasilitas cold storage di Pulau Jawa tetap aman untuk menyimpan ikan hasil tangkapan nelayan. Selain itu, pembatasan impor produk perikanan juga diberlakukan untuk meningkatkan efisiensi produksi ikan lokal.

Direktur Jenderal Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistio menjelaskan, rata-rata luas 931 gletser yang tersebar di Pulau Jawa adalah 48 persen.

Budi Sulistjo dalam keterangannya, Jumat (12/7/2024), mengatakan, Hasil uji lapangan tim menunjukkan kadar es kurang dari 50 persen, dan itu merupakan hal yang normal.

Budi menegaskan, para petani ikan juga mempunyai strategi pemasaran agar produknya bisa dijual secara ekonomis. Menurut dia, cold storage bergantung pada strategi bisnis masing-masing perusahaan.

“Produk tersebut akan dirilis jika layak secara ekonomi,” ujarnya.

Menyiapkan tindakan pencegahan penyimpanan ikan di gudang beku Kementerian Kelautan dan Perikanan, memfasilitasi kerja sama dalam bentuk perluasan pasar antara pengelola cold storage, shipper atau eksportir atau mitra dagang.

Selain itu, model kebijakan penangkapan ikan terukur (PIT) dapat dijadikan landasan, mengingat luas wilayah penangkapan ikan sudah berkurang, sehingga pengumpulan/konsentrasi ikan di cold storage di Pulau Jawa akan tersebar.

“Sekali lagi, rata-rata okupansinya sebesar 48 persen, artinya stok ikan cukup untuk bahan baku industri dan konsumsi,” kata Budi.

Untuk memaksimalkan pemulihan ikan selama panen raya sekaligus mengurangi kerugian nelayan, CCP sedang bersiap untuk memperkenalkan Sistem Pengambilan Stok (SRG) untuk Komoditas Perikanan. Budi mengatakan SRG juga bertujuan membantu nelayan meningkatkan modal dan menggunakannya untuk menstabilkan harga ikan.

Langkah lain untuk mengoptimalkan produksi ikan adalah dengan memfasilitasi kerja sama distribusi dari sentra produksi hingga industri pengolahan. “Saat harga turun, ikan (yang ditangguhkan) bisa disimpan untuk dijual saat harga naik) SRG merupakan program khusus kerja sama lintas sektor dengan Kementerian Perdagangan (Bappebti).

Sebagai salah satu bentuk nelayan, PKC juga memastikan penegakan dan persetujuan yang tegas terhadap kebijakan pembatasan impor melalui perimbangan barang, khususnya untuk jenis ikan yang tidak terdapat di perairan Indonesia.

Keberhasilan pembatasan impor ditunjukkan dengan volume dan nilai impor pada Januari-Mei 2024 dibandingkan periode yang sama tahun 2023 masing-masing sebesar 51% dan 38%.

Budi menambahkan, penerapan mekanisme kebijakan impor produk perikanan terintegrasi dengan National Single Window (INSW) INSW dan pada neraca Perpres 3222 dan KP No. 6. Diatur dengan Peraturan Menteri. persiapan Keseimbangan perikanan.

“Ini bagian dari dukungan kami terhadap nelayan,” tutupnya.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan peningkatan serapan ikan untuk menambah gizi masyarakat merupakan upaya menjamin kesejahteraan para pelaku utama di sektor perikanan seperti nelayan dan pembudi daya.

“Ini pesan untuk memperbaiki gizi, agar gizi masyarakat ditingkatkan dengan mengonsumsi ikan. Karena ikan ini bisa kita produksi secara lokal,” kata Trenggono. Tonton video “Taman Harta Karun Di Bawah Air” (ega/ega)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *