Jakarta –

Kementerian Maritim dan Perikanan (KKP) memastikan bahwa tuas pesisir dan konstruksi yang sangat tahan air di wilayah Java Pantula tidak akan merusak ekologi laut. Suarachant, perencanaan ruang laut KKP laut, mengatakan berbagai proses harus ditransmisikan sebelum izin pemulihan dikeluarkan.

“Ya, ketika orang mencapai izin regenerasi, dalam hal ini, mereka harus tetap dan melalui banyak proses. Pertama, apakah itu perencanaan ruang yang memadai? Kedua, untuk memastikan bahwa keberlanjutan mencakup pertanyaan, untuk memastikan itu dalam studi lingkungan,” kata Sarachant ketika dia bertemu di gedung (1/7).

Suharyanto menjelaskan bahwa konstruksi proyek mega secara aktif disambut oleh komunitas sekitarnya. Karena tuas laut ini membantu mengatasi banjir pasang surut karena pasang surut.

“Saya pikir itu positif (reaksi komunitas pesisir dengan tuas). Mereka tampaknya menjadi yang terakhir dari personel Menteri Infrastruktur, dia mengatakan itu sangat bagus.

Dia juga menekankan bahwa partainya terus mengawasi lisensi dalam proyek yang berlabel National Strategic Project (PSN). Dengan cara ini, tidak akan ada penyimpangan di masa depan.

“Jika ini masalahnya, jika ada implementasi yang lebih besar dari izin yang diberikan, maka tentu saja, pengawas KKP akan melakukannya dengan K/LS lainnya, mungkin,” tambah Suarachanto.

Untuk informasi, Presiden Prabowo Subaianto menawarkan Agus Harimurti Yudhoyon (AHY), Menteri Koordinasi untuk Infrastruktur dan Pembangunan Regional, banyak arah untuk pengembangan dua proyek besar, yaitu Kepulauan (IKN) dan Pantai Besar (Pantai Besar).

Ahai bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum, Dodi Hanggod. Keduanya dibahas sehubungan dengan kelanjutan proyek besar tembok laut. Kemudian, Dodi mengatakan bahwa teras besar ini telah menyebar lebih dari 958 km (km) dari Kylegon ke Grasik.

“Saya menguji 1 dari Tangarang ke Bekasi beberapa tahun yang lalu, dengan hibah dari Korea dan Belanda, 43 km untuk desain dasar,” kata Dodi secara tertulis pada hari Sabtu (2/11/2024).

Indonesia, Korea Selatan dan kerja sama maritim Belanda dimulai pada tahun 2016 dengan pembentukan kerja sama trilateral. Dia bertujuan untuk mengembangkan strategi komprehensif dan bisnis dalam pemulihan lingkungan pesisir Teluk Jakarta.

Sebagai pemantauan, Unit Manajemen Proyek NCICD (PMU NCICD) dibentuk pada Februari 2017. Pada tahun 2020, PMU NCICD menghasilkan Rencana Keselamatan Banjir Terpadu (IFSP) sebagai konsep pengendalian banjir yang terintegrasi, dengan fokus pada pasokan air bersih, meningkatkan muara dan mengendalikan.

Juga, lihat video “Memulihkan Misi Kemuliaan Memancing Indonesia”.

(ACD/ACD)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *