Palembang-

Kementerian Kelautan dan Perikanan (MFA) menemukan bahwa lebih mudah menangkap kapal ikan asing (FVV) yang mencuri ikan di perairan Indonesia dibandingkan mereka yang terlibat dalam penyelundupan lobster. Hal itu disampaikan Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Pung Nugroho Saksono.

Pria yang akrab disapa Ipung ini mengatakan, lebih mudah menangkap kapal nelayan asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia dibandingkan menangkap benih lobster selundupan. Memang modus operandinya ada banyak cara.

“Lebih mudah menangkap kapal asing dibandingkan menyelundupkan lobster. Tapi kami tetap tidak mau kalah, kami selalu berusaha. Kami berusaha mencegah dan memberantas,” ujarnya, Senin, saat ditemui awak media Palembang (06/05 /2024).

Diakuinya, pihaknya masih berjuang untuk menangkap pelaku penyelundupan tanah. Memang, modus operandi penyerang umumnya adalah berganti mobil setiap kali memasuki area tersebut.

Ia mengatakan, pelaku bahkan bisa berpindah mobil hingga 3-4 kali dalam sekali gerak. “Sulit di jalan ini. Karena ganti mobil, kadang mobil tertutup, mobil Inova, bahkan mungkin mobil yang lebih mewah. Jadi sulit,” jelasnya.

Ipung mengatakan, pihaknya biasanya lebih sering menangkap pelaku penyerangan saat ingin melintasi sungai atau laut. Untuk operasi penangkapan ikan di laut, Ipung mengatakan akan memakan waktu hingga seminggu.

Selain itu, pelaku kejahatan kerap beroperasi pada malam hari karena menjaga benih lobster tetap hidup.

Meski mengalami kesulitan, dia menjelaskan pihaknya tidak akan menyerah dan akan terus mengejar pelaku penyelundupan benur lobster. Sebab penyelundupan bisa merugikan negara hingga puluhan ribu miliar.

“Memang mereka lebih menguasai medan dan tahu kekurangan medan, tapi kita tetap tidak mau kalah. Karena negara tidak diuntungkan dengan penyelundupan. Lobsternya ratusan juta, berapa triliun “, tutupnya. (da/ ya)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *