Jakarta –
Unit 731 atau Detasemen Manchu 731 menjadi bukti kebrutalan tentara Jepang di masa lalu. Mereka menyelidiki upaya perang biologis dan kimiawi Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan melakukan eksperimen mematikan terhadap manusia selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua (1937-1945) dan Perang Dunia II.
Perkiraan jumlah korban tewas bervariasi. Antara tahun 1936 dan 1945, sekitar 14.000 korban dibunuh di Unit 731. Diperkirakan setidaknya 300.000 orang meninggal karena penyakit menular yang disebabkan oleh aktivitas Unit 731 dan fasilitas afiliasinya. Terletak di Distrik Pingfang Harbin, kota terbesar di negara bagian Manchukuo Jepang, dan memiliki cabang aktif di seluruh Tiongkok dan Asia Tenggara.
Didirikan pada tahun 1936, Unit 731 bertanggung jawab atas beberapa kejahatan perang paling terkenal yang dilakukan militer Jepang. Mereka secara rutin melakukan tes yang tidak manusiawi termasuk suntikan penyakit, dehidrasi terkontrol, pengujian senjata biologis, pengambilan organ, amputasi, dan pengujian senjata.
Korban yang diculik untuk dijadikan kelinci percobaan tidak hanya laki-laki, perempuan dan anak-anak, tetapi juga bayi yang lahir dari pemerkosaan sistematis yang dilakukan staf kompleks.
Korbannya juga berasal dari beberapa negara, sebagian besar adalah warga Tiongkok dan sejumlah kecil warga Rusia. Baru-baru ini, bukti baru mengenai kekejaman unit 731 terungkap, mendokumentasikan kejahatan perang yang dilakukan dan pekerjaan beberapa anggota unit tersebut.
Laporan China Media Group menyebutkan barang bukti tersebut berupa formulir pendaftaran informasi pribadi beberapa anggota Unit 731. Barang bukti tersebut dirilis oleh Balai Pameran Bukti Kejahatan yang Dilakukan oleh Unit 731 Tentara Kekaisaran Jepang.
DetikINET China Daily mengutip bahwa formulir yang baru dirilis diisi oleh anggota Unit 731 yang tidak kembali ke Jepang setelah Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945. Secara umum diyakini bahwa setelah Jepang menyerah, Unit 731 dievakuasi ke Jepang. Namun, kumpulan formulir menunjukkan bahwa 52 orang masih berada di Tiongkok.
Salah satu penyelidik, Jin Shicheng, mengatakan saat Unit 731 mendapat perintah evakuasi, ada kemungkinan sebagian tentaranya pergi dan tidak kembali ke Jepang. Di antara 52 anggota tersebut, 14 orang ditangkap dan ditahan di bekas Uni Soviet, sedangkan 38 orang menyembunyikan identitasnya dan bercampur dengan penduduk di berbagai wilayah di Tiongkok.
Dokumen setebal 69 halaman itu merinci nama 52 orang dan ringkasan mereka hingga akhir perang. Keterlibatan mereka dalam kejahatan perang terlihat jelas sejak mereka memasuki Unit 731. Untuk menyembunyikan bukti kekejaman mereka, fasilitas Harbin dihancurkan tepat sebelum Jepang menyerah.
Beberapa anggota unit tersebut membuat pengakuan yang mengerikan. Pada tahun 2006, seorang pria berusia 84 tahun bernama Akira Makino mengatakan dia mengoperasi dan mengamputasi beberapa tawanan perang saat mereka hidup tanpa anestesi di unit 731.
Ini terjadi sebelum mereka dieksekusi dengan cara digantung untuk mencegah mereka mengungkapkan penderitaan yang mereka derita. Selain amputasi, ia memerintahkan pembedahan perut dan eksperimen lain terhadap pria, wanita, dan anak-anak yang dihukum.
“Saya pikir, itu adalah hal yang mengerikan yang saya lakukan terhadap orang-orang yang tidak bersalah, meskipun saya mendapat perintah untuk melakukannya. Mereka akan membunuh saya jika saya tidak menuruti perintah mereka. Itulah yang terjadi pada hari-hari itu,” ujarnya.
Baru-baru ini, pada tahun 2023, Hideo Shimizu, seorang pria berusia 93 tahun yang baru berusia 14 tahun ketika direkrut sebagai kadet di kota Harbin, berbicara tentang pengalamannya di fasilitas tersebut.
Dia menjelaskan bahwa dia dibawa ke ruang sampel fasilitas tersebut dan melihat bagian tubuh manusia diawetkan dalam formalin.
“Ada yang dibelah dua secara vertikal, sehingga terlihat organnya. Ada anak-anak, sepuluh atau dua puluh, mungkin lebih. Saya tertegun. Saya berpikir, bagaimana mereka bisa melakukan ini pada anak kecil?” dia berkata.
Shimizu tidak ikut serta karena perang tiba-tiba berakhir beberapa minggu kemudian dengan menyerahnya Jepang. Hingga saat ini, Tiongkok nampaknya masih menyimpan dendam terhadap kekejaman di Unit 731 dan terus mencari bukti kejahatan perang yang dilakukan di sana.
Tonton juga videonya: Film ‘The Conjuring’ terakhir akan rilis pada tahun 2025
(fyk/fyk)