Jakarta –
Read More : Fitur Bubble Chat dan Cara Mengubah Temanya di WhatsApp
CEO NVIDIA Jensen Huang mengatakan itu bukan tugas mudah baginya karena hidupnya sangat sulit. Toilet yang tak terhitung jumlahnya yang dia bersihkan saat tumbuh dewasa.
“Itu bukan pekerjaan yang merendahkan bagiku. Ingat, aku adalah seorang pencuci piring. Aku bersungguh-sungguh. Aku membersihkan toilet. Aku membersihkan banyak toilet,” ungkapnya, seperti dilansir Stanford Magazine. Saluran YouTube Sekolah Pascasarjana Bisnis.
Huang mengatakan dia membersihkan toilet lebih banyak daripada pengikutnya, bahkan jika digabungkan. Kondisi toilet yang dibersihkannya terkadang menjijikkan.
“Dan saya tidak bisa melihat satu pun (toilet — red),” kata Huang yang kemudian disambut gelak tawa penonton.
Huang lahir di Taiwan. Keluarganya pertama kali pindah ke Thailand ketika dia berusia 5 tahun. Kemudian, ketika dia berumur 9 tahun, dia dikirim untuk tinggal bersama pamannya di Amerika Serikat. Di sana ia memperoleh gelar di bidang teknik elektro dan gelar master dari Stanford. Ia mendirikan NVIDIA ketika ia berusia 30 tahun. Pada 1 Maret 2024, NVIDIA adalah perusahaan paling bernilai ketiga di Wall Street, dengan kapitalisasi pasar lebih dari USD 3 triliun (sekitar Rp 49,262 triliun).
Meski berada di posisi teratas, Huang mengaku ingin membantu karyawannya semaksimal mungkin. Ia mengaku tak segan-segan menyampaikan apa yang ada di pikirannya saat diangkat untuk berdiskusi.
“Saya selalu mengajari orang cara berpikir tentang berbagai hal – cara menyusun strategi, memprediksi sesuatu, cara memecahkan masalah. Anda memberdayakan orang di mana pun. Inilah yang saya lihat – jika Anda mengirimi saya sesuatu dan Anda menginginkan bantuan saya, pikirkanlah. , saya akan melakukan yang terbaik dan menunjukkan kepada Anda bagaimana saya melakukannya,” kata Huang.
Membantu karyawannya juga membantunya, kata Huang. “Saya belajar banyak dari Anda selama melakukan ini. Anda memberi saya banyak informasi dan saya belajar banyak. Saya merasa prosesnya membuahkan hasil,” katanya.
Namun tentu tidak mudah berkomunikasi dengan banyak karyawan selama menjadi direktur utama. Dibutuhkan banyak energi untuk memahami cara berpikir setiap karyawan, kata Huang.
“Butuh banyak energi emosional dan intelektual. Makanya saya merasa capek kalau mengerjakan hal seperti ini,” ujarnya. Demikian seperti dikutip dari OfficeChai. Tonton video “Nvdia turun dari tahta perusahaan paling berharga di dunia” (Tanya Jawab)