Tasikmalaya –

Read More : 8 Mobil Mewah yang Terlihat di Jalanan Jakarta, Ada BMW hingga Audi

Letusan Gunung Galunggung sangat dahsyat. Konon batu besar dari kawasan itu dibuang begitu saja dan kini ditorehkan di Pendopo Kabupaten Tasikmalaya. Apakah itu benar?

Gedung Pendopo Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu tempat penting di Tasikmalaya. Bangunan yang dikenal dengan nama Pendopo Tua ini terletak di dekat Alun-Alun Kota Tasikmalaia.

Ada sebuah batu besar di halaman bangunan bergaya lama. Batu besar ini pernah menjadi simbol atau monumen letusan dahsyat Gunung Galunggung pada tahun 1982.

Batu yang berukuran lebih besar dari kulkas dua pintu itu bertuliskan pesan mantan Gubernur Jawa Barat, Aang Kunaefi.

Gubernur KDH TK I Jawa Barat, H Aang Kunaefi, membaca tulisan di dasar batu.

Sementara itu di atas adalah pesan Bupati Tasikmalaya berikut sejarah letusan Galunggung. Kekuatan vulkanik saat letusan tahun 1982 juga tercatat.

Galunggung meletus 1818 – 1822 – 1894 – 1918 – 1982. 1982 : 67 gunung berapi dan 400 gunung kecil. Tasikmalaya 21 Agustus 1983 Bupati KDH Tk II Tasikmali Balaia, tulisnya di atas batu Hudi, Arkamali Balaia.

Menurut cerita yang disampaikan kepada masyarakat, batuan tersebut merupakan material yang diambil dari Galunggung pada saat letusan tahun 1982.

Konon ada batu yang terlempar dari Gunung Galungung dan jatuh di dekat Pendop. Banyak orang membenarkan atau mempercayai cerita ini.

Setidaknya jika kita berbincang dengan warga Alun-Alun Tasikmalaya.

Iya, katanya ada batu yang dilempar ke pendopo saat Galunggung meledak, kata Jamil, 46, warga. Batu itu tidak dilempar, tapi dilakukan dengan sengaja.

Namun pernyataan berbeda dilontarkan Iding, 79 tahun, yang mengaku sebagai mantan sopir Bupati Hudli, perwakilan Tasikmalaya yang sedang menjabat saat Galunggung meledak.

“Tidak, batu tersebut pasti material letusan Gunung Galunggung. Tapi tidak dibuang,” kata Iding.

Menurut Iding, batu tersebut sengaja dipindahkan dari sekitar lubang Galungung dan dibawa ke pendopo.

“Jadi itu perintah Bupati, seperti korban peristiwa Galungung. Batu-batu itu diangkut dengan bantuan alat berat dan disimpan di pendopo,” kata Iding.

Proses pengerjaan batu juga melibatkan pengrajin, menurut Iding, bahkan insinyur asal Bandung pun ikut terlibat.

‘Dipahat oleh tukang batu dari Galungung, dan ada insinyur dari Bandung.’ Gubernur Aang Kunaefi mentweet, “kata Iding.

Iding menjelaskan, bencana Gunung Galunggung telah menguras kapasitas pemerintah dalam menangani korban dan warga terdampak. Menurut dia, ledakan di Galungung berlangsung cukup lama, sekitar satu tahun.

“Oh, saya sibuk, saya juga ikut mengirimkan bantuan ke tempat pengungsian. Bantuan pun berdatangan dari mana-mana. Ya, mungkin Pak Bupati mau punya ide, makanya beliau suruh saya bawa batu-batu itu ke tulisan Galungung,” Iding dikatakan. . .

——

Artikel ini muncul di detikJabar. Saksikan video “Pesta Minum Berakhir Kematian di Tasikmalaya, 3 Orang Meninggal” (vsv/vsv)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *