Jakarta –
Mengirim meme ke teman, memposting gambar di Instagram, dan mengirim email mungkin tidak penting. Namun aktivitas tersebut dianggap “signifikan” dalam berkontribusi terhadap pemanasan global.
Peneliti menemukan bahwa sebagian besar data yang disimpan di cloud adalah “data gelap”, yaitu data gelap yang hanya digunakan atau dilihat satu kali dan tidak pernah digunakan lagi.
Artinya data ini hanya disimpan secara diam-diam di pusat data dan terus menggunakan daya. Pada tahun 2030, perusahaan listrik dan gas Inggris, National Grid, memperkirakan bahwa pusat data akan menyumbang kurang dari 6% dari total listrik di Inggris.
Ian Hodgkinson, profesor perencanaan di Universitas Loughborough di Inggris, mempelajari pengaruh informasi gelap terhadap cuaca dan cara mengatasi masalah ini. Ia mengatakan bahwa 68% informasi yang digunakan oleh bisnis hanya digunakan satu kali, dan data pribadi pengguna biasa juga memiliki statistik yang sama.
“Jika kita memikirkan individu dan masyarakat secara umum, yang kami temukan adalah masih banyak orang yang percaya bahwa data adalah netral karbon, namun semua data, baik itu foto atau postingan Instagram, apapun itu, memiliki jejak karbon.” kata Hodgkinson. seperti dikutip Guardian, Rabu (14/8/2024).
“Jadi ketika kita menyimpan sesuatu di cloud, kita berpikir tentang awan putih yang dingin, namun kenyataannya pusat data ini sangat panas, sangat berisik, dan membuang banyak energi,” ujarnya.
Satu meme atau foto Instagram tentu tidak akan menghancurkan planet ini, namun yang dikhawatirkan Hodgkinson adalah ribuan hingga jutaan foto tersimpan di cloud dan tidak pernah dihapus atau dilihat lagi.
Layanan penyimpanan cloud mendapat manfaat jika pengguna tidak menghapus datanya. Semakin banyak data yang disimpan, maka semakin besar juga biaya yang harus dikeluarkan pengguna untuk menggunakan layanan penyimpanan cloud.
“Dan ketika kita berpikir tentang dampak besar yang akan timbul dari segi ekonomi, dan juga bagi lingkungan, dalam banyak gambaran… kita gagal mencapai tujuan kita (net) nol pada tahun 2050,” kata Hodgkinson.
Hodgkinson mengakui bahwa banyak kontributor lain yang mempunyai dampak besar terhadap perubahan iklim. Namun data akan terus berkembang pesat, dan seluruh energi terbarukan di dunia mungkin tidak cukup untuk mendorong perkembangan pusat data.
Untungnya, Hodgkinson mengatakan ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi dark account dan jejak karbon. Salah satunya adalah dengan mengirimkan email berukuran lebih kecil dan tidak “membalas semua” saat Anda mengirim email.
“(Angka) yang biasanya muncul adalah untuk setiap latihan, setara dengan 4 gram karbon,” kata Hodgkinson.
“Jika kita berpikir tentang jumlah dari apa yang kita sebut ‘data lama’ yang kita simpan, jika kita memikirkan tentang semua gambar digital yang kita miliki, misalnya, maka hal itu akan berdampak besar,” ujarnya. Tonton video “Ilmuwan Mengatakan Perubahan Iklim Berdampak Buruk pada Otak Manusia” (vmp/afr)