Jakarta –
KB atau keluarga berencana merupakan program untuk menunda kehamilan. Ada banyak metode KB (disebut juga KB) yang digunakan untuk mencegah kehamilan, mulai dari pil KB, suntik KB, hingga KB spiral.
Jika Anda dan pasangan sudah siap memiliki anak, inilah saatnya menghentikan proses KB. Namun, banyak wanita yang khawatir apakah mereka akan bisa segera hamil setelah alat kontrasepsinya dilepas.
Faktanya, ada beberapa gejala kehamilan yang muncul setelah alat kontrasepsi dicabut. Apa saja gejala-gejala ini? Simak penjelasannya pada artikel ini, Kapan Bisa Hamil Setelah Berhenti KB?
Menjalani program KB sangat efektif untuk menunda kehamilan untuk beberapa waktu. Namun, terdapat kekhawatiran bahwa metode kontrasepsi yang digunakan dapat mempengaruhi kehamilan seorang wanita.
Situs MD melaporkan bahwa dalam beberapa kasus dibutuhkan waktu lebih lama untuk hamil setelah menghentikan penggunaan suntikan KB. Diperlukan waktu 10 bulan atau lebih bagi seorang wanita untuk hamil.
Dalam kebanyakan kasus, wanita bisa hamil sekitar 1-3 bulan setelah berhenti menggunakan pil KB. Jika menggunakan IUD (Intrauterine Device) atau KB spiral, dibutuhkan waktu sekitar 1-6 bulan untuk bisa hamil.
Namun, jika pasangan Anda menggunakan kondom untuk kontrasepsi, kemungkinan cepat hamil setelah berhubungan intim sangat besar.
Cepat atau lambatnya seorang wanita bisa hamil setelah berhenti KB dipengaruhi oleh banyak hal, mulai dari kebiasaan gaya hidup sehat, faktor genetik, hingga gejala kehamilan setelah berhenti KB.
Banyak gejala kehamilan yang bisa dialami setelah menghentikan program KB. Berikut beberapa gejala kehamilan, mengutip laman Healthline: 1. Mual
Gejala pertama adalah seringnya mual. Jangan khawatir, gejala-gejala ini biasa terjadi pada wanita saat hamil.
Umumnya wanita mengalami mual di pagi hari. Namun, dalam beberapa kasus Anda mungkin mengalami mual di sore atau malam hari2. Terlambat menstruasi
Telat datang bulan bisa menjadi tanda kehamilan. Namun terlambat haid tidak selalu berarti hamil. Ada faktor kesehatan lain yang dapat menyebabkan terlambat atau terlambatnya menstruasi. Bintik-bintik terlihat
Beberapa wanita mungkin mengalami pendarahan ringan dan bercak di awal kehamilan. Pendarahan ini biasanya disebabkan oleh implantasi. Biasanya implantasi terjadi sekitar 1-2 minggu setelah proses pembuahan. Merasa sembelit
Gejala lainnya termasuk kram di sekitar perut. Apalagi sembelit bisa menyerang bagian tubuh lain, seperti panggul dan punggung bawah.
Namun, wanita mungkin mengalami kram saat memasuki fase menstruasi. Untuk itu, penting untuk mengetahui perbedaan antara nyeri haid dan nyeri kehamilan.
Kram pramenstruasi biasanya berlangsung lama dan menimbulkan sensasi nyeri. Sedangkan kram saat hamil terjadi dalam jangka waktu singkat dan tidak terlalu menyakitkan. sakit kepala
Wanita sering mengalami sakit kepala saat awal kehamilan. Pasalnya, hormon tersebut tiba-tiba meningkat dan mempengaruhi aliran darah.
Selain itu, masih banyak kondisi lain yang mudah dialami saat hamil, seperti mengidam makanan tertentu, perubahan suasana hati, perut kembung, dan sembelit. Perubahan ukuran payudara
Gejala selanjutnya adalah payudara mulai berubah bentuk. Saat Anda memasuki awal kehamilan, payudara Anda akan mulai tampak lebih besar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron.
Kemudian, payudara akan terasa lembut dan sangat sensitif sehingga terasa nyeri saat disentuh. Puting juga menjadi lebih besar dan warnanya lebih gelap. Perubahan warna kulit
Ibu hamil sering kali mengalami perubahan warna kulit. Hal ini disebabkan adanya peningkatan volume darah dan hormon selama kehamilan sehingga menyebabkan aliran darah pada pembuluh darah menjadi lebih banyak. Hasilnya, kulit tampak merah dan cerah.
Demikian penjelasan gejala hamil setelah berhenti kontrasepsi selama 3 bulan. Semoga artikel ini membantu ticker. Saksikan video “Olahraga Ibu Hamil” (ilf/fds).