Denpasar –
Read More : Viral Motor Trail Trabas Jalur Pendakian Gunung Bulu Baria, BKSDA Sulsel Usut
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) membangun pesawat N219. Pesawat berkapasitas 19 penumpang itu kini akan digunakan untuk menjelajahi Bali Utara.
Direktur Perdagangan, Teknologi dan Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal dan Presiden PT Jamkrida Bali Mandara, I Ketut Widiana Kariya menandatangani perjanjian kerangka kerja pengembangan ekosistem industri penerbangan di Provinsi Bali untuk mendukung perekonomian. transformasi Bali Keerthi, Deputi Keuangan Bappenas. Dinas, Amalia Adiningar Vidyasanti, Pj Gubernur Bali, Sang Med Mahendra Jaya dan Presiden PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Geeta Amperawan menyaksikan Bali International Air Show.
Diluncurkan oleh Bappenas pada tahun 2021, Transformasi Ekonomi Keerthi Bali merupakan program yang bertujuan untuk mentransformasi perekonomian Bali melalui pengembangan sektor-sektor strategis, termasuk penerbangan, pariwisata berkelanjutan dan teknologi, dengan fokus pada penciptaan lapangan kerja dan pemanfaatan sumber daya lokal yang baik untuk mendorong perekonomian berkelanjutan pertumbuhan.
Sebagai langkah strategis mendukung Program Transformasi Ekonomi Bali Keerthi bersama Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Buleleng, PTDI menggalakkan inisiatif pengembangan ekosistem ruang angkasa di Bali Utara dengan menggunakan pesawat buatan Anak Bangsa, N219. .
Pesawat yang dipamerkan di area static display BIAS 2024 ini tidak hanya menjadi simbol pertumbuhan sektor penerbangan nasional, namun juga akan berperan penting dalam meningkatkan konektivitas dan mendorong pertumbuhan/pemerataan ekonomi di Bali, khususnya dalam penyediaan pariwisata. . . Di Bali Utara.
Selain itu, PTDI juga telah meresmikan sejumlah perjanjian kerja sama dengan berbagai industri terkait yang masing-masing berperan penting dalam pengembangan ekosistem penerbangan di Bali Utara.
Sebagaimana tertuang dalam framework agreement, PTDI dan Bali International Aviation Academy (BIFA) sepakat untuk bekerja sama dalam program pelatihan penerbangan (flight training); PT Mulya Sejahtera Technology (MS Tech) atas kerjasama pengembangan fasilitas MRO pesawat; dan PT Turbin dan Propulsi Nusantara (PT NTP) atas kerjasama pembangunan MRO mesin dan fasilitas balap.
Pengembangan ekosistem antariksa di Bali Utara merupakan bagian integral dari upaya penguatan infrastruktur antariksa di Provinsi Bali. Inisiatif ini merupakan salah satu bentuk investasi industri di sektor penerbangan, yang dapat memberikan konektivitas yang baik dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata dan perekonomian yang lebih baik.
Dalam acara yang sama, PTDI juga mendapat komitmen pembelian 2 unit pesawat N219 dari PT Indo Aviasi Parkasa untuk mendukung program transformasi perekonomian Kepulauan Riau. Hal ini ditandai dengan penandatanganan dokumen Letter of Intent (LoI) antara Presiden PTDI Geeta Amperiawan dan CEO PT Indo Aviasi Perkasa Septo Adji Sudiro.
Dengan demikian, pesawat N219 tidak hanya menjadi produk kebanggaan Indonesia, namun juga sebagai salah satu wujud implementasi transformasi perekonomian nasional yang dipimpin oleh Bapenas.
Pesawat N219 bisa digunakan di negara kepulauan seperti Indonesia. N219 ini bisa jadi merupakan versi amfibi. Pesawat N219 yang sedang dikembangkan menjadi versi amfibi ini akan dilengkapi dengan elemen pelampung berbahan material komposit sebagai pengganti roda untuk pendaratan di perairan terbuka, dimana PTDI berdedikasi penuh dan berkomitmen terhadap penelitian dan pengembangan pesawat amfibi N219. Keterlibatan jam kerja, penggunaan fasilitas produksi dan banyak eksperimen di laboratorium.
Karakteristik pesawat
Dalam pengembangannya, performa pesawat N219 versi dasar akan ditingkatkan, berat lepas landas maksimum (MTOW) menjadi 7.030 kg dari sebelumnya 6.700 kg dan muatan menjadi 1.900 kg dari sebelumnya 1.550 kg. Sedangkan pelampung dengan berat ±600 kg akan ditingkatkan menjadi 1.300 kg atau sekitar 17 penumpang yang memuat akan melebihi daya angkut.
Dalam pengembangan pesawat amfibi komposit tersebut, PTDI bekerja sama dengan AEROCET dan MOMENTUM, perusahaan manufaktur pesawat amfibi asal Amerika Serikat, yang bertujuan untuk memperoleh sertifikasi standar internasional dari Federal Aviation Administration (FAA) pada tahun 2026. Pesawat tersebut nantinya dapat menjadi pesawat amfibi N219. Berdagang di seluruh dunia. Pesawat amfibi N219 sendiri akan melakukan penerbangan perdana pada tahun 2026 dan mendapat sertifikasi dari Direktorat Pelayanan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan RI (DKPPU) pada tahun 2027.
Pesawat amfibi N219 mampu mencapai kecepatan 296 km/jam pada ketinggian operasi 10.000 kaki dan jangkauan 231 km, serta mampu lepas landas dan mendarat di perairan 1.400 meter. berjarak 760 m. Berdasarkan karakteristik kemampuannya tersebut, maka pesawat amfibi N219 sangat cocok digunakan untuk memenuhi kebutuhan wilayah kepulauan yang hanya membutuhkan pelabuhan perairan, khususnya untuk mendukung operasi militer di daerah terpencil dan perbatasan yang merupakan kawasan strategis bagi perlindungan kedaulatan negara. . kasusnya. Saksikan video “Lihat Kecanggihan Pesawat N219 Buatan PTDI” (ddn/ddn)