Cyamis –

Sebuah desa di Kabupaten Ciamis mempunyai keindahan tempat yang tidak seperti desa kebanyakan. Hal ini berkat komunitas pengusaha yang kuat.

Ini adalah desa Sukamulya, kecamatan Baregbeg. Jalan mulus kota ini terlihat estetis. Di berbagai titik terdapat deretan halte dan rambu jalan besi, serupa dengan yang ada di perkotaan

Di berbagai tempat di Desa Jalan Sukamulya juga terdapat beberapa taman dengan hiasan pipa besi yang berdiri kokoh. Terdapat juga ruang terbuka hijau dengan spot selfie, bangku, dan area bermain anak.

Hal yang paling menarik di kota ini adalah terowongan besi bernama Pont de Gaspol. Banyak warga dari luar kawasan yang datang khusus hanya untuk melihat dan berfoto selfie dengan latar belakang jembatan tersebut.

Riset mengenai estetika wajah kota ini dibangun oleh komunitas bisnis yang beranggotakan hingga 100 orang bernama Replika (Pemuda Peduli Kampung Halaman) dan komunitas Gaspol (Environmental Option Sukamulya Kinderbeweging).

“Pertama-tama, agar mereka yang merantau ke kota mengingat kotanya. Jika kota dibangun dengan tertib, bersih, maka para pendatang tidak lagi merasa sudah pulang ke kampung halaman, tetapi suasananya sama. Intinya kita bangun agar mereka ingat masyarakatnya,” kata H Abun Bunyamin, Ketua Komunitas Replika, Kamis (4/7/2024).

Pria yang biasa disapa Haji Abun ini menjelaskan, perkembangan kota tersebut berasal dari sumbangan pengusaha lokal yang merantau. Sumbangan tersebut tidak tertulis di atas batu, artinya asli.

Hal ini dilakukan karena semangat persatuan yang kuat, para pengusaha menyadari bahwa semua orang bekerja sama dari bawah, sehingga mereka tinggal berusaha membangun kampung halamannya.

“Sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi orang lain,” kata Haji Abun.

Terkait terowongan besi yang viral, Haji Abun menjelaskan, terowongan atau jembatan Gaspol sebenarnya terbuat dari gulungan pelat bekas. Kemudian las keduanya untuk membentuk terowongan.

Tak hanya itu, sejumlah dekorasi taman dan halte di sepanjang Jalan Desa Sukamulya terbuat dari besi hasil perusahaan Haji Abun.

“Bahan bakunya dari saya, lalu dibangun oleh warga komunitas Gaspol. Itu membuat desa menjadi indah. Bahkan desa juga bangga, yang jelas pembangunannya tidak tumpang tindih,” ujarnya. dengan menghindari perkelahian antar kota

Abun menjelaskan, banyak warga Desa Sukamulya yang mulai merantau ke daerah seperti Jabodetabek pada tahun 1970-an. Namun setelah sukses, mereka jarang kembali ke kampung halaman. Tidak jarang mereka kembali ke rumah ketika meninggal dan dikuburkan.

“Tahun 2012 kita sepakati akan dibentuk komunitas sebanyak 100 pengusaha. Didominasi oleh pengusaha baja. Ada juga pengusaha liar dan lain-lain,” tuturnya.

Haji Abun menjelaskan, awalnya hanya komunitas Replika yang didirikan. Namun komunitas Replika lebih aktif di bidang sosial dengan memberikan bantuan kepada 400 orang lansia, 130 anak yatim, 20 ustaz, imam masjid, dan guru mengaji. Hal ini dilakukan secara rutin setiap bulannya.

Sedangkan komunitas Gaspol didirikan oleh Haji Ade yang merupakan kakak dari Haji Abun. Komunitas ini lebih fokus pada pembangunan infrastruktur desa. 90 persen anggotanya adalah warga desa yang hobi membersihkan lingkungan.

Haji Abun mengatakan, pembangunan kota ini juga sebagai upaya menghindari pertempuran. Dulu di desanya sering terjadi perselisihan antar desa atau antar RT baik soal turnamen olah raga atau hal lainnya.

“Membenahi desa supaya tidak ada tawuran. Dulu antar RT. Kita ke Jakarta cari uang, pulang ke rumah, lembur bangun. Saya juga salah satu orang yang minimal sekali pulang ke rumah. a tahun, tapi sekarang alhamdulillah sering melakukannya,” kata pria pemilik dua pabrik besi di PT, Bogor dan PT Berlian Baja Nusantara, Tangerang ini.

__________________

Artikel ini dimuat di detikJabar

Tonton video “Keren! Pemuda Ciamis Bikin Kostum Transformer-Iron Man, Diminati Orang Asing” (wkn/wkn)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *