Jakarta –
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat 94 kasus mogok kerja di Indonesia pada periode Januari-Juni 2024. Kementerian Tenaga Kerja mengumumkan ada 3.355 pekerja yang terlibat dalam aksi tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (PHI dan Yamsotek) Kementerian Ketenagakerjaan, terdapat 26.840 jam kerja yang hilang akibat aksi mogok tersebut.
“Selama Januari-Juni 2024, terdapat 94 kasus mogok kerja di Indonesia dengan jumlah pekerja sebanyak 3.355 orang dan hilangnya jam kerja sebanyak 26.840 jam akibat aksi mogok tersebut,” demikian bunyi laman Kementerian Tenaga Kerja, Selasa (13/08/2024). ). .
Dalam data yang ditampilkan, Provinsi DKI Jakarta menempati posisi pertama sebagai wilayah yang paling banyak melakukan mogok kerja. Terdapat 35 kasus mogok kerja di ibu kota yang melibatkan 850 pekerja dan hilangnya 6.800 jam kerja.
Disusul Jawa Barat di peringkat kedua dengan 22 kasus yang melibatkan 630 pekerja dan 5.040 jam kerja hilang. Disusul Kalimantan Tengah dengan 10 kasus, 300 pekerja terlibat, dan 2.400 jam kerja hilang.
Sementara itu, tercatat 9 kali aksi mogok buruh di Sulawesi Selatan yang melibatkan 400 pekerja dan 3.200 jam kerja hilang. Kasus mogok kerja di Riau relatif sedikit, yaitu 2 kasus dan 250 pekerja. Namun 2.000 jam kerja hilang akibat pemogokan di Riau.
Banten mencatat 5 kasus mogok kerja yang melibatkan 130 pekerja dan 1.040 jam kerja hilang. Sedangkan di Sumut terjadi 3 kali mogok kerja yang melibatkan 180 pekerja dan hilangnya 1.440 jam kerja. (atau)