Jakarta –
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali fokus menanggapi surat Menteri Keuangan yang ditandatangani Direktur Jenderal Bea dan Pajak dan isi 26.415 kontainer yang tertahan di pelabuhan. Kemenperin menilai isi surat tersebut kurang jelas dalam menjelaskan isi wadahnya.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, pertama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendapat informasi dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ada 4 ribu kontainer di pelabuhan. Informasi ini diterima melalui telepon. “Pada tanggal 16 Mei 2024, sebelum Peraturan Menteri Perdagangan 8 diterbitkan, Menteri Perdagangan (Agus) menanyakan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai Pak Askolani, jumlah peti kemas yang tertahan di pelabuhan, dan Pak Askolani. . menjawab. Itu sekitar 4.000 kontainer yang tertahan,” ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).
Namun dua hari kemudian, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggelar konferensi pers dan menyebut jumlah kontainer yang disita sebanyak 26.415 kontainer. Ia kemudian bertanya mengapa jumlahnya bisa bertambah begitu banyak hanya dalam dua malam.
“Tanggal 18 Mei Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan mengadakan konferensi pers di Tanjung Priok dan menyampaikan bahwa di Tanjung Priok dan Tanjung Pérak terdapat 26.415 kontainer, yang menjadi pertanyaan mengapa kontainer yang terdampar bertambah dua. kenapa Bandung Bondowoso melamar Roro 2 malam lagi?
Febri pun mempertanyakan surat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang tidak memberikan informasi rinci. Menperin menerima balasan surat Menteri Keuangan yang ditandatangani Direktur Jenderal Bea dan Pajak.
Surat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai itu diterima pada 2 Agustus 2024, dua minggu setelah surat ditandatangani, yakni 17 Juli 2024. Menurut Febri, ada 12.994 kotak yang belum dijelaskan secara rinci informasinya.
“Ada 12.994 kontainer yang informasinya hilang dan tidak dijelaskan dengan baik pada data terlampir dalam format 10 besar,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan pada 27 Juni 2024, meminta data isi 26.415 kontainer yang tertahan di pelabuhan. Dalam balasan tersebut, Dirjen Bea dan Cukai memberikan data isi 26.415 dus yang dikumpulkan Badan Perekonomian Kategori Ekonomi (BEC), yakni bahan baku dan bahan penolong sebanyak 21.166 dus (80,13%), bahan konsumsi sebanyak 3.356 dus. barang-barang. (12,7%), dan barang modal sebanyak 1.893 dus (7,17%). (April/Maret)