Jakarta –
Bonanza Berwira Taihidu, Kepala Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), memastikan pemerintah terus memonitor secara ketat patogen yang bisa menjadi pandemi berikutnya. Secara khusus, risiko penyakit melonjak dari hewan ke manusia, dan karenanya penularan dari manusia ke manusia.
Jika mengacu pada pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada beberapa patogen yang masuk dalam daftar prioritas surveilans yang disesuaikan dengan situasi epidemiologi masing-masing negara.
“Yang teratas dalam daftar prioritas ini adalah famili dari berbagai virus dan bakteri. Di Indonesia, famili Coronaviridae (seperti SARS CoV), famili Orthomyxoviridae (termasuk Influenza H5N1), famili Paramyxoviridae (seperti campak dan Nipah),” Bonanza ungkapnya dalam keterangannya, Senin (2/9/2024) menjelaskan.
Kemudian, famili Flaviviridae (misalnya Demam Berdarah, Zika), famili Filoviridae (misalnya Ebola, Marburg), famili Bunyaviridae (misalnya Hanta), famili Togaviridae (misalnya Chikungunya), famili Rhabdoviridae ((misalnya rabies), famili Poxviridae (misalnya, Mpox), dan famili Retroviridae (misalnya HIV),” lanjutnya.
Selain virus, ada beberapa bakteri yang diawasi secara ketat oleh WHO dan banyak negara lainnya. Terutama terkait resistensi antimikroba. Berikut daftarnya: Famili Enterobacteriaceae (misalnya Salmonella, E.coli) Famili Mycobacteriaceae (MTB kompleks) Famili Bacillaceae (antraks)
“Famili bakteri lain yang masuk dalam daftar prioritas untuk dipantau adalah famili Pseudomonas (Pseudomonas), famili Leptospiraceae (Leptospira), famili Vibrionaceae (Vibrio cholerae), dan famili Yersinaceae (Y. pestis),” kata Bonanza.
Hal ini berkaitan erat dengan berbagai satwa liar, termasuk kelelawar, tikus, hewan pengerat, dan burung (Aves), katanya. Simak video “Kemenkes Siapkan MoU Pengembangan Sistem PPDS, Ini Matanya” (naf/kna)